JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah memberikan lampu hijau bagi umat Islam untuk menyelenggarakan Salat Iduladha sekaligus penyembelihan hewan kurban. Kegiatan tahunan ini dapat diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) kemarin mengeluarkan edaran panduan penyelenggaraannya.
Muhammadiyah sudah menetapkan Iduladha atau 10 Zulhijah jatuh pada Jumat 31 Juli. Sementara itu pemerintah masih menunggu sidang isbat penentuan 1 Zulhijah sebagai acuan penetapan Iduladha. Sampai saat ini belum ada pengumuman resmi dari Kemenag kapan pelaksanaan sidang isbat tersebut. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin berharap umat Islam di Tanah Air dapat merayakan Iduladha dan berkurban dengan tetap aman dari penyebaran Covid-19. "Kami berharap agar umat Islam menunjukkan bahwa pelaksanaan ibadah tidak menjadi klaster baru," katanya, kemarin (30/6).
Sebaliknya kegiatan ibadah menjadi wahana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian untuk bermunajat kepada Allah. Kamaruddin titip pesan kepada seluruh umat Islam, saat merayakan Iduladha nanti untuk terus berdoa supaya pandemi Covid-19 segera berlalu.
Menag Fachrul Razi mengatakan edaran yang diterbitkan Kemenag itu diharapkan menjadi petunjuk penerapan protokol kesehatan. Khususnya saat pelaksanaan salat Iduladha dan penyembelihan hewan kurban. Kedua kegiatan itu supaya diselenggarakan dengan menyesuaikan tatanan kenormalan baru. Dengan begitu Fachrul berharap pelaksanaan salat Iduladha dan penyembelihan hewan kurban dapat berjalan optimal.
"Serta terjaga dari penularan Covid-19," kata dia.
Tingkat Kesembuhan 77, 9 Persen
Tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau terus meningkat. Saat ini, angka tingkat kesembuhan tersebut sudah mencapai 77,9 persen. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya pasien positif yang sembuh di Riau, sementara penambahan pasien positif minim. Kemarin, nihil pasien positif di Riau.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau kebanyakan pasien positif tidak memiliki riwayat penyakit penyerta. Faktor lainnya, ujar Mimi, yakni para pasien positif yang sedang dirawat mengikuti arahan dan perintah dari tim medis yang menanganinya. "Para pasien mematuhi anjuran dokter saat dirawat, seperti pola makan, manajemen stres dan lainnya yang juga menyebabkan proses penyembuhan semakin cepat," sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mimi juga mengatakan terdapat 10 pasien di Riau yang sudah dinyatakan sembuh.(wan/jpg/sol/ted)
Laporan: JPG (Jakarta)