JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Nahdlatul Ulama (NU) memasuki usia 95 tahun, Ahad (31/1). Ada tiga tantangan besar yang dihadapi ormas Islam terbesar di Indonesia itu, yaitu pengembangan pendidikan, ekonomi, dan peradaban. NU harus mengambil peran dalam tiga agenda besar itu.
Sejumlah partai politik (parpol) menggelar perayaan hari lahir (harlah) NU kemarin. Salah satunya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Perayaan itu digelar di kantor DPP PKB Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Para pengurus DPP hadir secara fisik ke tempat acara, sedangkan pengurus DPW dan DPC kabupaten/kota wajib mengikuti acara secara virtual.
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, semakin hari, NU semakin sakti. Saat ini, tidak ada yang tidak memuji kiprah NU. Bahkan, tidak ada pemimpin dunia yang tidak mengakui peran NU.
"Bahkan, Arab Saudi yang puluhan tahun sinis dengan NU, sekarang angkat topi," terang dia dalam sambutanya kemarin.
Utusan Arab Saudi juga mendatangi Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan mengakui eksistensi NU. Menurut dia, NU berhasil eksis dalam menghadapi perubahan zaman. Hal itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, kata dia, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dihadapi NU.
Menurut Gus Ami, panggilan baru Muhaimin Iskandar, ada tiga tantangan besar yang dihadapi NU. Yaitu, pengembangan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan memajukan peradaban. Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, pendidikan harus dijaga dan dikuatkan. Kualitas mutu pendidikan harus dikembangkan. NU mempunyai tugas untuk mengembangkan sains dan teknologi. Gus Ami mengatakan, sains dan teknologi masih lemah. Ketika pandemi Covid-19, Indonesia tidak berdaya.
"Vaksin kita bergantung ke negara lain, karena sains kita lemah," terang dia.
NU mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sains dan teknologi. Riset harus dikembangkan. Selama ini riset sangat lemah, sehingga Indonesia ketinggalan. Maka, NU mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sains dan teknologi. Saat ini, kata dia, yang menjadi pemegang kendali dunia adalah yang menguasai sains dan teknologi. Maka, banyak negara yang berkompetisi mengembangkan sains dan teknologi.
"Universitas NU bisa melakukan penemuan-penemuan," urainya.
Tantangan kedua adalah pengembangan ekonomi. Menurut dia, warga NU termasuk golongan yang termarjinalkan dari sisi ekonomi. Gus Ami pernah menyampaikan kepada Presiden Jokowi, jika warga NU tertolong dari sisi ekonomi, maka masyarakat Indonesia akan tertolong.
Tantangan selanjut ialah pengembangan peradaban. Politikus asal Jombang juga mengatakan, Indonesia mempunyai khazanah peradaban yang luar biasa. Bahkan, mengalahkan khazanah peradaban dari Arab.
"Jika zaman Bung Karno politik adalah panglimanya, zaman Soeharto ekonomi sebagai panglima, maka sekarang peradaban adalah panglimanya," tandasnya.
Hadir dalam perayaan harlah itu, Ketua Umum PB NU Said Aqil Siroj, dan sejumlah menteri dari PKB, seperti Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Desa Halim Iskandar, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Hadir pula Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid.
Selain PKB, PDI Perjuangan (PDIP) juga menggelar perayaan harlah NU. Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan selamat harlah NU ke-95. Megawati menilai di usia tersebut, NU telah matang sebagai sebuah organisasi. Megawati mengaku bersyukur, kedekatan kaum nasionalis dan kaum religius masih terus berjalan dengan erat sampai saat ini.
"Begitupun hubungan PDI perjuangan dengan Nahdlatul Ulama sangat dekat dan selalu beriringan," ujarnya.
Megawati mengatakan, kebersamaan PDIP dan NU sangat diperlukan untuk mengatasi perbagai ancaman kebangsaan. Dia sangat yakin, jika PDIP dapat terus berjalan beriringan dengan NU, maka segala ancaman kebangsaan pasti bisa diatasi. Hal tersebut juga dapat menciptakan hal-hal baik yang luar biasa pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Sementara itu, Said Aqil yang juga hadir secara virtual dalam acara harlah yang diadakan PDIP berharap bahwa momentum perayaan itu semakin mempersolid kekuatan NU dan PDIP dalam rangka mengawal dan menjaga keutuhan NKRI dengan anggaran dasarnya adalah Pancasila dan UUD 1945.
"Menjaga Bhineka Tunggal Ika, demi kesejahteraan menuju masyarakat yang adil makmur dan sejahtera," terangnya.(lum/jpg)