JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II telah menyiapkan rencana kontingensi sesuai dengan PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara, jika diketahui ada pesawat yang tiba dengan penumpang terjangkit virus corona.
Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, skenario dari rencana kontingensi itu antara lain pesawat akan diberikan tempat pendaratan dan ditempatkan ke dalam daerah isolasi atau karantina, sesudah kapten penerbang melaporkan ada penumpang yang diduga terjangkit.
Pejabat karantina kesehatan kemudian akan memberikan persetujuan karantina setelah dilakukan pemeriksaan dokumen karantina kesehatan. Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan faktor risiko kesehatan masyarakat, dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang.
"Untuk tempat karantina pesawat yang terduga membawa penumpang terjangkit kami siapkan di area remote yang terletak cukup jauh dari terminal penumpang pesawat. Pesawat itu sendiri nantinya akan dilakukan sterilisasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1).
Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan sebelum virus corona ini hanya ada empat kasus yang dinyatakan sebagai International Public Health Emergency yaitu H1N1 Flu Pandemic (2009), Ebola outbreak di Afrika Barat (2014), Polio outbreak (2014), dan virus Zika serta Ebola outbreak di Kongo (2016).
"Melihat hal ini, kami juga mendorong agar tenaga medis selalu memenuhi kebutuhan di setiap bandara AP II. Kami juga akan membagikan masker kepada para penumpang pesawat di bandara-bandara," tuturnya.
Adapun penyebaran virus corona dimulai di Wuhan, Cina, dengan jumlah penderita yang terus bertambah. Pada 27 Januari 2019 jumlah penderita di Cina sebanyak 5.974 orang. Kemudian naik menjadi 6.973 orang pada 28 Januari, 9.239 orang pada 29 Januari, 12.167 orang pada 30 Januari, dan 15.238 orang hingga pagi tadi.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengintesifkan koordinasi dengan regulator dan kementerian terkait perihal pencegahan virus corona ini. Di sisi lain, AP II secara berkelanjutan melakukan koordinasi internal.
"Jadi, ada tiga langkah yang kami lakukan sebagai upaya pencegahan," ucapnya.
Pertama, pihaknya berkoordinasi dengan instansi berwenang yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan diwujudkan melalui pemasangan thermal scanner dan sebagainya. Kedua secara rutin berkoordinasi dengan kementerian terkait mengenai perkembangan terkini dan secara global.
Ketiga, memperhatikan peralatan dan perlengkapan personel di terminal penumpang pesawat sebagai yang paling terdepan bersentuhan dengan penumpang pesawat.
"Kami berharap upaya pencegahan ini efektif. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan dilakukan cara pencegahan yang lain sesuai dengan perkembangan yang ada,” ungkapnya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi