RENITA (42) sedikit terlambat. Sudah pukul 11.00 WIB. Beberapa rekannya sudah lebih dahulu hadir. Kewajiban keluarga memang nomor satu sebelum datang ke markas Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani di RT 04, RW 04, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru itu. Setelah semua urusan rumah tangga selesai, baru mereka boleh berkumpul, berkreasi, dan berwirausaha.
Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru
Tempat pertemuan sekaligus ruang kreasi dan gerai itu sederhana. Hanya ruangan kecil empat kali empat meter. Di sana ada berkas administrasi, pajangan prestasi, foto-foto, dan kreasi kaum ibu anggota KBA Indah Madani. Halamannya luas dan rindang. Itu yang juga membuat nyaman. Kendati bermarkas sederhana, semangat anggotanya luar biasa. Termasuk Renita. Dia pun hanya sebentar berbincang dengan beberapa rekan untuk koordinasi. Lalu dia pergi lagi.
"Harus jemput anak pulang sekolah. Nanti balik lagi," ujar Renita lantas tancap gas dengan sepeda motornya.
Setelah tugas jemput anak tuntas, Renita kemudian masuk "kantor". Tugas sudah menanti. Banyak kreasi kaum ibu di KBA Madani ini. Sebagian sudah berkembang cukup pesat. Renita misalnya mengkoordinir pembuatan kerupuk cabai. Kerupuk berbahan ubi atau singkong ini ternyata disukai. Bahkan, keripik ini sudah sempat melanglang buana ke Jerman, Prancis, Arab Saudi, Jakarta, Bali, dan beberapa kota lainnya di Tanah Air.
"Banyak yang pesan karena mereka suka. Lalu keripik itu dibawa untuk oleh-oleh hingga ke Jerman dan Prancis," ujar Renita.
Sebenarnya, keripik yang dibuat kaum ibu KBA Indah Madani ini cukup mahal. Harganya Rp70 ribu per kg. Keripik lainnya di pasaran rata-rata berharga Rp40-Rp50 per kilogram. Tapi mereka tetap banjir pesanan. Rasanya memang khas. Ada yang original, pedas manis, atau pedas. Pemesannya dari berbagai macam lapisan masyarakat, yang terbanyak dari instansi pemerintah. Ada juga sekolah, perkantoran swasta, dan pribadi-pribadi. Ada yang sengaja membawa untuk bekal cemilan saat umrah, traveling, liburan, dan lainnya.
Bersama KBA Indah Madani, Renita ingin mengembangkan usaha rumahan ini. Langkah sudah disusun. Toko retail bahkan mal pun sudah siap menerima. Hanya saja tentu diperlukan syarat untuk industri makanan rumahan ini. Pihaknya masih mengurus perizinan pangan industri rumah tangga (PIRT) yang tahun 2018 ini kuotanya sudah habis.
"Mungkin tahun depan," ujarnya.