Berawal Prihatin Kegersangan dan Pengangguran
Kampung Bestari Astra (KBA) Indah Madani hadir di Pekanbaru melalui proses yang cukup panjang. Hal itu bermula dari keprihatinan tokoh masyarakat setempat, Mirshal, atas kegersangan lingkungannya. Waktu itu tahun 1998, sekitar dua puluh tahun lalu, Mirshal bersama klub motornya, Purek, berinisiatif membeli 100 pohon mahoni untuk penghijauan lingkungan. Mereka mengundang lurah, camat, juga Kasatlantas untuk hadir dua puluh tahun lalu.
Penghijauan di lingkungan itu pun lambat laun terwujud. Mirshal tak pernah bermimpi, 100 pohon yang mereka tanam kemudian menjadi isu lingkungan yang menarik. Sebab, pelan-pelan kawasan gersang di pinggiran Pekanbaru itu menjadi teduh dan asri. Itu semakin nyata ketika di tahun 2014, Camat Bukit Raya, Fiora Helmi mempromosikan apik dan hijaunya lingkungan di kawasan Jalan Kopi ini kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLHK) Pekanbaru.
Pihak DLHK kemudian mendatangi kawasan ini. Mereka melakukan verifikasi secara detil. Hasilnya, empat bulan kemudian, kawasan ini diajukan ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau sebagai Kampung Proklim. Tawaran diajukan kepada RW, yang setara tingkat kampung. Akan tetapi karena ketua RW sibuk, maka dialihkan kepada ketua RT 4 yang ketika itu diamanahkan kepada Mirshal.
Dengan sudah ditetapkannya sebagai Kampung Proklim, maka penunjang untuk penghijauan pun diberikan. Di antaranya perangkat hidroponik satu set, bor biopori 30 batang, perangkat kompos (drum khusus) satu unit, lima cangkul, dan lima sekop. Mirshal yang merupakan tamatan STM tentu tak mengerti tanam-menanam. Tapi dia kemudian belajar dan akhirnya bisa mengembangkan tanaman hidroponik. Bahkan mereka sudah bisa panen hingga delapan kali. Hasilnya hanya dibagikan kepada masyarakat. Tidak dijual.
Pada tahun 2017, pihak DLHK mempertemukan dengan pihak Astra yang sudah punya program Kampung Bestari Astra (KBA) secara nasional. Program lingkungan dengan Proklim RW 04 Kelurahan Tangkerang Labuai dinilai berhasil. Ini sejalan dengan KBA, yang salah satunya mengenai isu lingkungan. Selain isu lingkungan, ada tiga program lainnya untuk melengkapi empat pilar KBA.
"Mengenai lingkungan ini kita dinilai sudah baik. Tiga aspek lainnya yang belum dan ini akan melengkapi empat pilar itu," ujar Mirshal.
Empat pilar itu adalah pendidikan, kesehatan, UKM, dan penghijauan. Untuk menindaklanjuti rencana itu, Mirshal diikutsertakan dalam studi banding ke KBA Cengkeh Turi, Binjai, Sumatera Utara yang merupakan Korwil Sumatera dan Kalimantan. Dari sanalah dibuka wawasan tentang perbaikan perkampungan dari empat pilar itu.
Pulang dari Binjai, diadakan rapat dengan RT, RW dan tokoh masyarakat setempat untuk membentangkan program empat pilar Kampung Bestari Astra. Pemuka masyarakat setuju untuk membentuk KBA yang kemudian dinamakan KBA Indah Madani tersebut. 29 Oktober 2017, dimulailah KBA Indah Madani ini. Wali Kota Pekanbaru Firdaus bahkan hadir kendati awalnya tak diundang.
"Pak lurah minta izin tak bisa ke acara Pak Wali karena mau meresmikan KBA Indah Madani. Bukannya Pak Lurah saja, rupanya Pak Wali juga ikut acara ini," ujar Mirshal sambil tersenyum, mengenang.
Sebagai wujud nyata kontribusi Astra Internasional pada KBA ini, maka bantuan pun diberikan. Bantuan sesuai empat pilar, yakni pendidikan, kesehatan, UKM, dan lingkungan. Di antaranya adalah kursi untuk MDA 20 unit, alat pengukur tensi digital, timbangan digital balita dan lansia masing-masing satu unit. Lalu pohon mangga 15 batang, pucuk merah 20 batang, jambu air 10 batang, dan lengkeng 10 batang. Untuk pilar pendidikan diberikan beasiswa bagi 35 orang. Masing-masing untuk murid SD Rp480 ribu per orang per tiga bulan, siswa SMP Rp630 ribu dan SMA Rp750 ribu. Terbanyak yang mendapatkan adalah murid SD yakni 24 orang, selanjutnya SMP tujuh orang, dan SMA empat orang.
"Semuanya melalui mekanisme seleksi. Tentu yang tak mampu yang dapat. Dan ini sangat membantu karena warga kami banyak yang tidak mampu," ujarnya.
Mirshal yang saat ini dipercaya sebagai kader penggerak KBA Indah Madani ini berterima kasih atas kontribusi Astra Internasional pada wilayahnya. Sebab, pembinaan yang dilakukan Astra Internasional sudah teruji. Tinggal bagaimana komitmen masing-masing pengelola untuk memajukan masing-masing anggotanya. Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari hal-hal kecil dan pengelolaan harus dilakukan secara profesional, dan itu langsung dicontohkan dan diaplikasikan Astra Internasional dalam konsep KBA ini.
"Astra melihat bagaimana kita bergerak, sudah mampu berkreasi sendiri, bukan dari nol. Kalau kita bergerak, ikhlas, akan banyak yang membantu. Salah satunya dari Astra ini yang tidak kami duga sebelumnya," ujar pria yang juga Ketua LPM Tangkerang Labuai ini.