Fitur keamanan yang ia maksud dalam aplikasi, seperti penaganan uang yang sudah dikirim baik melalui pembayaran transfer ATM, mobile banking, pembayaran lewat ritel dan berbagai metode lainnya oleh penyedia aplikasi. Uang tidak akan diteruskan kepada penjual sebelum konsumen menerima barang sesuai dengan yang dipajang pada toko daring. Ini sangat berguna dan meminimalisir terjadinya tindak penipuan dari oknuk pedagang. Termasuk juga apabila ada komplain konsumen, penyedia aplikasi tidak akan segan memblokir pihak penjual.
“Jadi di situ amannya. Nah itu dari segi keamanan. Dari segi keaslian, ada beberapa aplikasi yang hanya khusus menjual barang yang asli. Sama sekali enggak ngizinin pedagangnya jual barang kawe alias palsu. Beberapa aplikasi tersebut memang sudah punya rating tinggi dan dipercaya. Balik lagi ke yang tadi. Sekarang susah kalau enggak betul-betul bisa menjaga kepercayaan konsumen. Kalau ada lalai sedikit langsung viral, rating aplikasi hancur kemudian ditinggal konsumen,” imbuhnya.
Sediakan Kebutuhan Pokok
Selain elektronik dan produk fashion, kebutuhan pokok sehari-hari juga banyak dijual secara daring. Sebut saja beras, minyak goreng, telur, bahkan makanan cepat saji sekalipun ada. Harganya juga sangat bersaing dan tidak akan jauh berbeda pada toko konvensional. Hal ini diungkapkan Pelaku Bisnis Daring bernama Deded Darman. Ia sendiri menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat melalui sosial media. Seperti Facebook, Instagram hingga Whatsapp. Biasanya, untuk kebutuhan pokok memang lebih banyak dijual secara daring dengan menggunakan sosial media.
“Kalau Facebook bahkan ada fitur khusus jualan. Namanya market place. Di sana pembeli tinggal ketik apa yang ingin ia beli dari radius berapa kilometer dari rumahnya. Atau berapa kilometer dari posisi dia berada, misal sedang dikantor. Nah saya jualan pakai itu. Saya kebetulan punya toko kelontong. Beberapa barang saya tarok di market place. Yang mau pesan, nanti saya kasih nomor Whatsapp. Sepakat, barang diantar,” ungkapnya.(nda)