RIAUPOS.CO - Pecinta otomotif pasti tidak asing dengan sepeda motor Harley Davidson. Beberapa film terkenal bahkan pernah menjadikan kuda besi asal Milwaukee, Amerika Serikat ini sebagai ikon. Sebut saja Easy Rider (1969), The Cannonball Run (1981), Judgment Day (1991), hingga yang paling terkenal ialah Harley Davidson and The Marlboro Man (1991) yang diperankan oleh Mickey Rourke.
Hingga kini pecinta Harley Davidson terus bertambah luas. Bahkan di Indonesia, beberapa penggemar motor yang pernah dijadikan kendaraan perang ini membuat wadah berkumpul berupa komunitas. Salah satunya adalah Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).
Ketua HDCI Pekanbaru Rachman Arif Saputra kepada Riau Pos bercerita, Harley Davidson di negara asalnya juga memiliki banyak penggemar.
Para anggota HDCI melakukan salam kompak dalam sebuah kegiatan, belum lama ini.
Berbicara soal sejarah, Arif menuturkan Harley Davidson pertama kali diproduksi pada tahun 1903 di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Saat itu, William S Harley dan Arthur Davidson sebagai pendiri perusahaan masih memproduksi mesinnya saja. Baru pada tahun 1906 berhasil membangun pabrik pertama mereka.
Pada tahun 1928, motor Harley Davidson sempat diproduksi sebagai salah satu kendaraan yang digunakan tentara Amerika Serikat pada saat itu.
Hingga kini, Harley Davidson terus bertumbuh. Bahkan dalam perkembangannya, Harley Davidson memproduksi sepeda motor dalam tiga jenis.
“Pertama itu ada jenis street. Itu cukup kecil ya. CC-nya cuma 500 sampai 750. Kedua itu yang umum jenis touring. Nah ini sudah CC besar semua. Ukuran serta bobotnya juga sudah besar. Ini biasa dipakai untuk kegiatan touring, atau motoran jarak jauhlah,” sebutnya, Sabtu (22/10).
Dua tahun belakangan, Harley Davidson merilis jenis terbaru. Yakni jenis Adventure, yang diciptakan khusus bagi petualang dengan sepeda motor dan mampu melewati berbagai jenis lintasan.
”Adventure bentuknya sudah agak beda model. Dia lebih digunakan untuk jalan aspal dan off road. Memang baru dikeluarkan dua tahun ini,” terangnya.
Lantas apa yang membuat penggemar Harley Davidson begitu fanatik? Kata Arif, ada kesan tersendiri saat menunggangi moge tersebut. Mulai dari mesinnya yang besar hingga suara knalpot gahar membuat penggemar tidak bisa berpaling. Termasuk juga dengan posisi duduk dan modelnya yang klasik, namun sama sekali tidak ketinggalan zaman.
“Selain itu, beberapa pengendara motor ingin berkendara itu merasakan getaran mesin. Merasakan besarnya suara knalpot. Harley Davidson ini knalpot standarnya saja sudah besar. Itu tidak didapat dari motor lain. Kalau motor lain CC besar suara kecil. Kenyamanan dan rasa berkendara lebih enak di Harley,” ujarnya mantap.
Soal perawatan, diakui dia, Harley Davidson memerlukan perawatan khusus. Bahkan tidak semua mekanik bisa mengusai seluk-beluk Harley Davidson. Khusus di Pekanbaru, sepengetahuan dia hanya ada 1 bengkel yang benar-benar melayani pengguna Harley. Yakni Big Brothers Garage yang beralamat di Jalan Arifin Achmad, Kota Pekanbaru.
“Itu;kan motor yang khusus. Jadi untuk mekanik sendiri itu perlu mekanik khusus. Untuk perawatan sendiri sih tidak sulit karena motor Harley ini sama seperti mobil. Dia punya jangka waktu servis sendiri. Perawatan ringan paling minimal pergantian oli, filter oli dan kampas kopling,” ungkapnya.
Kenapa khusus, sambung Arif, karena memang banyak dari onderdil Harley Davidson yang dibuat khusus. Sehingga tidak ada ada kesamaan dengan onderdil sepeda motor lainnya. Bahkan untuk perkakasnya sendiri, seperti kunci-kunci baut dan lainnya, berbeda dengan lainnya. Termasuk juga peralatan komputer yang digunakan untuk melihat kerusakan atau kesalahan fungsi yang terjadi pada bagian mesin.
Arif juga membagikan sedikit tips, bagi pengguna Harley Davidson pemula. Yang pertama harus dipahami ialah Harley Davidson merupakan sepeda motor dengan bobot yang sangat berat. Bahkan beratnya mencapai 500 kg. Calon pengguna tentunya dituntut harus memiliki tenaga fisik yang kuat pula. Selain itu, ia sangat tidak menyarankan pengguna yang sama sekali belum matang atau menguasai sepeda motor biasa.
“Jadi harus punya pengalaman, atau sudah advance mengendarai sepeda motor biasa. Baru pelan-pelan dibiasakan dengan Harley Davidson,” ujarnya.
Tidak ada kebutuhan khusus pengendara. Tapi setidaknya fisik wajib menggunakan wear pack untuk keselamatan. Seperti pelindung lutut, helm SNI, dan sarung tangan.
“Karena dia motor besar, dia agak berat. Koplingnya berat, gasnya juga agak berat. Jadi menggunakan sarung tangan itu sebetulnya diwajibkan biar tangan tidak lecet,” pungkasnya.(nda)