Hobi riding atau motoran biasanya digandrungi oleh kaum adam. Namun kini tak ada lagi boundaries untuk hobi tersebut. Baik laki-laki dan perempuan semua berhak memilih hobi yang memacu adrenalin seperti riding. Banyak srikandi berkuda besi yang kini terang-terangan dan serius menekuni hobi motoran demi melepaskan kejenuhan dari pekerjaan serta rutinitas.
RIAUPOS-CO - Bermotor bagi sebagian orang adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan karena kebutuhan. Namun, bagi Desi Nova Sari dan teman-temannya yakni Shelly Adelia Sari, Atika Novalyna, Mimi Ameliani dan Ineg dinda, bermotor adalah sebuah hobi yang mendatangkan kesenangan. Ia mengaku ketagihan mengendarai motor sport klasik yang ia beli beberapa waktu lalu.
Stigma wanita yang dianggap lemah didobrak oleh hobinya tersebut. Menurutnya, sah-sah saja jika wanita ingin mengekspresikan dirinya melalui hobi yang terbilang berani. Selagi itu positif.
“Seru aja bisa jalan-jalan mengendarai motor dengan bobot yang gede. Walaupun ini motor identik dengan laki-laki, tapi kami (ia dan lima rekan wanitanya) hobi menungganginya,” terangnya kepada Riau Pos.
Awalnya ia mengaku tak terpikir untuk menekuni hobi bermotor. Namun, setelah test drive motor jenis sport klasik dengan desain retro, Desi langsung kepincut. ‘’Awalnya mikir-mikir beli motor ini. Karena bisa test drive jadinya kok seru dan memacu keberanian buat mengendarainnya dalam kota mau pun luar kota,’’ sambungnya.
Bersama dengan komunitasnya yakni Yamaha XSR 155, ia dan empat srikandi lainnya sudah melanglang buana menunggangi kuda besi besar mereka. Wanita yang sibuk bekerja ini menyempatkan untuk touring bersama teman-teman komunitasnya, khususnya para srikandi.
Dengan kuda besinya itu, Desi dan teman-teman sudah sampai ke Harau, Padang, dan sekitarnya. Meski perginya ramai-ramai, Desi tetap mengendarai langsung sepeda motornya tersebut. ‘’Mengendarai sendiri walaupun perginya ramai-ramai,’’ ujarnya.
Sebagai seorang perempuan, ia membuktikan bahwa ia juga memiliki pengetahuan mengenai aturan. Desi mengaku tetap mengutamakan keselamatan selama di perjalanan. ‘’Kami jalan-jalan mengendarai dengan rapi dan tidak ugal-ugalan di jalan raya. Tetap mematuhi lalu lintas,’’ lanjutnya.
Tak lupa ia juga melengkapi diri dengan atribut keselamatan seperti helm, jaket, dan lainnya.
‘’Paling penting memakai helm, jaket, celana panjang, sepatu riding atau butz dan sarung tangan juga. Safety riding sangat penting,’’ terangnya lagi.
Desi berharap, ke depan ia dan srikandi penunggang kuda besi lainnya bisa menjelajah ke tempat yang lebih jauh lagi. Mereka berharap bisa menyalurkan hobi mereka dan menemukan teman-teman sefrekuensi lainnya yang bisa menambah semangat mereka.
‘’Semoga ke depan juga semakin banyak lagi wanita yang berani mengekspresikan dirinya dengan menekuni hobi yang mereka sukai meskipun terbilang ekstrem,’’ harapnya.
Harus Bisa Rawat Motor
Bengkel bukanlah tempat yang awam bagi kaum hawa. Namun, bagi kaum hawa pehobi riding, bengkel merupakan tempat yang harus dikunjungi secara rutin. Kalau tidak, bisa-bisa sepeda motor mudah rusak dan tak enak saat ditunggangi.
Hal itu diakui pula oleh Desi. Ia tak menampik bahwa soal perawatan motor, perempuan bukanlah ahlinya. Tapi, ia tak mau jika sepeda motor yang ia pakai mudah rusak dan turun performanya. Sehingga Desi pun mempelajari soal perawatan sepeda motor.
‘’Memang banyak cewek yang tahunya makai doang. Perawatan kurang. Tapi kalau kami di komunitas alhamdulillah rutin minimal perawatan dasar,’’ sambungnya.
Selain harus belajar basic mengenai perawatan motor, ia juga harus bersedia meluangkan waktu untuk perawatan motor kesayangannya di bengkel. Bukan cuma itu, budget khusus pun harus ia siapkan jika ingin motornya awet dan panjang umur.
Karena itu, Desi tak menampik kalau hobi ini disebut sebagai hobi mahal. Belum lagi jika motor tersebut mendapat sentuhan modifikasi. ‘’Ya bisa dibilang hobi mahal. Karena harga sepeda motornya sendiri lumayan. Belum lagi kalau modifikasi. Jadi memang harus ada budget-nya,’’ terangnya belum lama ini.***
Laporan SITI AZURA, Pekanbaru