Anggota DPRD Pekanbaru, Zulfan Hafiz
Kota Pekanbaru memiliki keingainan menjadi Kota Metropolitan dan upaya-upaya tersebut terus dilakukan. Selain peningkatan infrastruktur, pendidikan dan SDM, air bersih juga menjadi elemen penting untuk mencapai hal tersebut. Namun sayangnya, PDAM yang menjadi pioner untuk air bersih justru belum mampu terpenuhi. Parahnya, masih ada beberapa masyarakat di Kota Pekanbaru justru harus membeli air bersih di Kota yang memiliki banyak kandungan air ini.
RIAUPOS.CO - Disebutkan anggota DPRD Pekanbaru, Zulfan Hafis, sebagian besar masyarakat Pekanbaru ini merindukan air bersih. Dengan visi Pekanbaru menjadi kota metropolitan, dimana air bersih adalah infrastruktur tersebut, justru hal tersebut belum terpenuhi. Parahnya, ekspektasi masyarakat pemerintah Kota Pekanbaru kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak belum terjawab hingga saat ini. Zulfan juga menyebutkan, dalam kondisi saat ini, masyarakat Muara Fajar harus membeli air bersih hingga ke Minas, karena air bersih sulit didapatkan disana. Sebagian masyarakat lainnya juga harus membeli air ’ketenggan’ agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih mereka.’’Kalau bicara soal penting, jelas PDAM itu penting. Tapi kenyataannya hal tersebut tidak mampu dipenuhi mereka. Cita-cita besar menjadi kota Metropolitan harus terhambat dengan air bersih ini. Pemko sebagai pemerintah harus benar-benar serius dan ada langkah kongkrit untuk menyediakan air bersih tersebut. Apa masyarakat harus membeli air bersih dari luar Pekanbaru,’’ ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus ST MT menyebut kondisi PDAM Tirta Siak saat itu berstatus tidak sehat. Bahkan, Wako juga menyatakan PDAM harus itu harus masuk ’ICU’. Dengan alasan menyehatkan satu-satunya perusahaan air bersih milik pemerintah ini, beberapa kali diberikan subsidi melalui APBD muaupun dari APBN. Tidak hanya itu, para investor juga digandeng agar dapat menjamin ketersediaan air bersih untuk masyarakat, salah satunya dari Korea yang akhirnya batal. Melihat kondisi tersebut, politisi Nasdem tersebut menyebutkan Pemko Pekanbaru khususnya Wali Kota Pekanbaru harus memiliki target realistis.
’’Harus jelas dan profesional. Jika tidak mampu, wako yang dalam hal ini yang memilih pengurus PDAM harus tegas. Jangan nanti kesannya karena kedekatan atau lainnya, itu yang tidak baik. Soalnya, mengurusi air besih ini harus serius, dan bukan hanya rencana dan rencana seja,’’ terang salah satu anggota DPRD termuda tersebut.
Berbicara soal investor, hingga saat ini, Zulfan mengaku belum terlihat ada investor dan langkah kongkrit investor yang terasa dalam pengelolaan air bersih. Terakhir, investor dari Korea hanya menyediakan air, sementara jaringan itu oleh PDAM. ’’Seperti membeli air galon. Jadi mereka siapkan air bersih satu bak besar misalnya, pdam yang distribusi. Padahal persoalan PDAM itu jaringan yang sudah tidak jelas bentuknya,’’ tambahnya lagi.
Palembang, jelas Zulfan Hafiz, adalah daerah yang serupa dengan Kota Pekanbaru. Sebelumnya, di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan tersebut juga mengalami krisis air bersih yang cukup parah. Namun, saat ini kota empek-empek tersebut sudah mulai mampu mengatasi persoalan air bersih dan masyarakat nya memiliki pelayanan air bersih yang cukupo baik.’’Tapi bukan hanya harus belajar dari yang sukses, tapi juga harus kratif. Jika tidak kreatif, yang menjadi korban itu masyarkat Pekanbaru,’’ tegasnya.(kun)