Dua Bulan, Sampah Pasar Sri Gading Menumpuk

Lingkungan | Sabtu, 29 Desember 2018 - 12:30 WIB

RENGAT (RIAUPOS.CO) - Sampah di Pasar Sri Gading Air Molek Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menumpuk di tengah-tengah pasar. Akibatnya, muncul bau menyengat dan busuk serta mengganggu bagi pengunjung pasar.

Kondisi sampah yang menumpuk itu, sudah berlangsung sejak sekitar dua bulan lalu akibat tidak diangkut oleh petugas kebersihan pasar. Padahal setiap hari para pedagang dipungut biaya kebersihan sebesar Rp1.000 per pedagang.

Baca Juga :Sri Mulyani Siapkan Rp7,52 Triliun untuk BLT El Nino

Para pedagang berharap, pihak terkait dapat menangani dan mengangkut sampah yang semakin hari semakin menumpuk. Sehingga pengunjung pasar tidak mengeluh dan jualan pedagang tidak sepi dari pembeli.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Inhu Ir Slamat ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa tanggangjawab kebersihan masih berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perindustri, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagpas). “Tanggangjawab kebersihan baru ditangani DHL mulai Januari 2019,” ujar Kepala DHL Ir Slamat, Jumat (28/12).

Untuk itu katanya, penanganan sampah yang ada saat ini agar dikonfirmasi kepada Dinas PURP atau Disperindagpas. “Memang sudah dilakukan pendataan terhadap tenaga kebersihan dan kembali di SK-kan pada bulan Januari 2019 mendatang,” tambahnya.

Di tempat terpisah, Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pasar pada Disperindagpas Kabupaten Inhu Sustiyono mengatakan, bahwa sampah yang menumpuk di Pasar Sri Gading Air Molek seakan melemparkan persoalan itu kepada petugas kebersihan di pasar tersebut. “Kewenangan penuhnya lebih kepada petugas kebersihan di Pasar Sri Gading,” sebutnya.

Namun demikian sambungnya, petugas kebersihan belakangan ini menjadi malas akibat gaji belum dibayar. Hanya saja, baru-baru ini sudah disampaikan kepada petugas kebersihan tentang akan dibayarkannya gaji yang tertunda pada bulan Februari mendatang.

Sustiyono menegaskan bahwa apabila petugas tersebut tidak bekerja, maka gaji tidak akan dibayar. “Kalau petugas kebersihan tidak bekerja, tidak mungkin gajinya dibayarkan,” tegasnya.

Mandor petugas kebersihan Pasar Sri Gading Air Molek Suroyo mengakui bahwa petugas kebersihan pasar sudah tidak bekerja selama dua bulan. Pasalnya, gaji petugas kebersihan tidak dibayar lagi. “Sudah dua bulan ini, gaji kami tidak dibayarkan,” ujarnya.

Tentang pungutan Rp1.000 per pedagang, Suroyo tidak membantah. Pungutan yang diambil dari pedagang sebesar Rp1.000 per hari untuk uang kebersihan. Namun uang itu langsung disetorkan kepada Disperindagpas Kabupaten Inhu. “Mudah-mudahan gaji kami segera cair,” harapnya.(kas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook