“RAPP telah membentuk 54 MPA. Ke depan kami akan terus melakukan kegiatan ini di desa berbeda, yang rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan. Kami ingin mempersiapkan dan meningkatkan keahlian personil MPA dalam hal penanganan kebakaran. Semoga ke depan, bila terjadi kebakaran di Desa, MPA dapat langsung mengambil tindakan pemadaman dengan tepat,” ungkap Sailal.
Para peserta pelatihan mendapatkan materi secara langsung dari fire fighter RAPP. Dalam paparannya, Askep Forest Protection, Mares Prabadi, mengemukakan setiap MPA harus mampu memahami teknik dasar pemadaman kebakaran agar api tidak sampai merambat ke wilayah yang lain.
"Ada tiga hal yang menyebabkan api diantaranya bahan bakar, oksigen dan panas. Semua materi ini kita rangkum dalam materi pencegahan kebakaran lahan dan hutan yang mencakup basic fire, taktik startegi pemadaman kebakaran, mengenal perilaku api dan nanti para peserta pelatihan akan melakukan praktek langsung bagaimana mengoperasikan alat kebakaran seperti pompa dan penggulungan selang,” ujar Mares.
Salah satu peserta pelatihan asal Desa Lubuk Jering, Ardiyanto, mengaku sangat senang dan antusias bisa mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran yang diselenggarakan RAPP. Dia mengatakan ingin turut serta membantu semua pihak untuk menangani masalah kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Riau.
“Saya ikut pelatihan dari RAPP ini karena saya ingin membantu masyarakat kalau nanti ada kebakaran. Kan kayak kemarin kebakaran terjadi dibanyak tempat. Kalau enggak tahu ilmunya, ya saya hanya bisa diam saja. Malah ketakutan karena nanti dituduh sebagai orang yang membakar,” ungkap Ardiyanto.
Editor: Hary B Koriun