PENCEGAHAN KARHUTLA

Pengendalian Karhutla Berbasis Tapak, KLHK Serahkan KBD di Dosan, Siak

Lingkungan | Kamis, 15 Oktober 2020 - 16:56 WIB

Pengendalian Karhutla Berbasis Tapak, KLHK Serahkan KBD di Dosan, Siak
Kepala BPDASHL Indragiri Rokan, Tri Esti Indrarwati, menyerahkan KBD dari KLHK kepada kelompok masyarakat, disaksikan Gubernur Riau H Syamsuar dan para pihak. (KLHK FOR RIAUPOS.CO)

SIAK (RIAUPOS.CO) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diwakili Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS) Indragiri Rokan, Ir Tri Esti Indrarwati MSi, menyerahkan Kebun Bibit Desa (KBD) kepada penghulu Kampung Dosan, Siak, Riau.

Penyerahan KBD ini merupakan bagian penting dari pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berbasis tapak. Melalui KBD, dilakukan pemberdayaan masyarakat sehingga mereka memiliki alternatif mendapatkan kesejahteraan ekonomi. Dengan partisipasi dan kerja kolaboratif ini diharapkan pencegahan karhutla dapat dilakukan secara permanen.


''Penyerahan KBD ini merupakan upaya KLHK untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan, sehingga mereka dapat lebih sejahtera dan lingkungan sekitar terjaga,'' kata Esti dalam acara serah terima, Rabu (15/10/2020).

KBD merupakan unit persemaian sederhana yang dibangun UPT Ditjen PDASHL di desa secara swakelola. Hal ini dilatarbelakangi tingginya kebutuhan masyarakat terhadap jenis-jenis tanaman kayu dan serbaguna (MPTS) untuk ditanam di lahan-lahan kritis, kosong, terlantar, atau lahan non-produktif yang ada di desa. 

Pada tahun 2020 di wilayah kerja BPDASHL Indragiri Rokan ditargetkan pembangunan KBD sebanyak 20 unit. Lokasi KBD tersebar di 20 desa/nagari/kampung di 6 kabupaten, yaitu Kabupaten Siak, Kampar, Pelalawan, Inhu, Sijunjung, dan Kabupaten Pasaman (Sumbar).

Per unit KBD  menyiapkan bibit minimal 40.000 batang, sehingga total untuk wilker BPDASHL Inrok ada 800.000 batang bibit KBD dari total 20 unit KBD yang dibangun. Setiap KBD mendapatkan alokasi dana Rp100 juta.

''Jenis bibit bervariasi tergantung minat masyarakat. Untuk di Dosan jenis bibitnya Jengkol, Petai, Cempedak, Pinang, Durian, Matoa dengan total keseluruhan 40 ribu batang. Di sini pengelola KBD, semuanya merupakan perempuan-perempuan pegiat lingkungan,'' kata Esti.

Gubernur Riau Drs H Syamsuar ikut menyaksikan serah terima KBD kepada kelompok masyarakat Dosan. Dalam kesempatan yang sama juga diresmikan Kantor Resort Dosan dan pemberdayaan masyarakat.

Pengendalian karhutla berbasis tapak, diharapkan dapat menjadi solusi permanen penanggulangan karhutla dengan kerja kolektif dan kolaboratif, dengan melibatkan kerja bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.

Resort Dosan masuk dalam KPH Tasik Besar Serkap, dan menjadi percontohan nasional. KLHK telah menyiapkan sekitar 12 KPH prioritas di 7 provinsi rawan karhutla di Indonesia.

''Menangani karhutla tidak bisa sendiri, harus dikerjakan bersama. Masyarakat sekitar hutan harus diberikan alternatif kehidupan. Saat rakyat sejahtera, hutan pasti terjaga. Pembangunan Resort Dosan merupakan percontohan nasional pengendalian karhutla berbasis tapak, kami berterimakasih atas dukungan semua pihak,'' kata Syamsuar.

Sementara itu, Ketua KBD Perempuan Wana Lestari, Suci Handayani (41) menyampaikan bahwa program pemberdayaan masyarakat melalui KBD ini sangat bermanfaat untuk masyarakat. Terlebih lagi seluruh anggotanya merupakan Ibu rumah tangga berjumlah 26 orang.

''Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Presiden dan Ibu Menteri LHK. Dengan adanya program KBD ini, apalagi di masa pandemi, kami sangat terbantu sekali. Kami juga berharap dengan adanya KBD, masyarakat tidak lagi perlu membakar karena sudah ada alternatif pekerjaan. Semoga program ini terus berlanjut,'' kata Suci.

Peresmian Resort Dosan dihadiri oleh Pjs Bupati Siak, Kadishut Riau, Kasubdit Rencana Kerja Usaha dan Produksi Hutan Tanaman Ditjen PHPL, Forkompimda, jajaran BPHP, BPDASHL, KPH, swasta, dan pemuka masyarakat. Kegiatan ditutup dengan penanaman pohon. Seluruh kegiatan tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sumber: Kementrian LHK
Editor: Hary B Koriun

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook