ROHUL (RIAUPOS.CO) - PELAKSANAAN lanjutan proyek pembangunan jaringan Interkoneksi Irigasi Okak-Samo-Kaiti (Osaka) sepanjang 9,6 Kilometer (Km) yang akan mengairi 2.246 perairan sawah yang melintasi 4 desa di dua Kecamatan yakni Rambah Samo dan Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, yang ditargetkan selesai akhir Desember 2018 lalu, masih belum tuntas.
Keterlambatan dalam penuntasan pengerjaan proyek pembangunan jaringan Interkoneksi irigasi Osaka oleh kontraktor pelaksana dari pihak PT Waskita Karya, selain disebabkan faktor alam cuaca hujan dan pembebasan lahan masyarakat yang terkena pembangunan jaringan irigasi di empat desa yakni yakni Desa Rambah Samo Barat, Pasir Makmur, Karya Mulya Kecamatan Rambah Samo dan Desa Suka Maju Kecamatan Rambah.
Disamping itu, pembangunan jaringan interkoneksi irigasi Osaka tepatnya di Km 7 Pasirpengaraian di Desa Suka Maju yang sudah dilantai dengan dinding yang belum terpasang semen terjadi longsor sekitar 10 meter pada November 2018.
Kondisi jaringan irigasi yang longsor hingga Selasa (12/2), belum diperbaiki oleh pihak kontraktor. Karena masih ada jaringan interkoneksi irigasi Osaka yang belum selesai dibangun sepanjang lebih kurang 260 meter lagi yang kini masih sedang dalam pengerjaan.
Kondisi belum tuntasnya pengerjaan lanjutan proyek pembangunan jaringan Interkoneksi Irigasi Osama sepanjang 9,6 Km di dua kecamatan itu, dibenarkan oleh Gunadi, bagian teknik PT Waskita Karya menjawab wartawan, Selasa (12/2) di Pasirpengaraian.
Menurutnya, proyek pembangunan jaringan interkoneksi irigasi Osama sepanjang 9,6 Km dibiayai melalui dana APBN selama tiga tahun anggaran (multiyear, red) dengan total sekitar Rp137 miliar. Kendala belum tuntasnya proyek pusat itu, selain faktor alam juga disebabkan pembebasan lahan masyarakat dan kawasan HPL yang harus diselesaikan.
‘’Untuk pembebasan lahan baru tuntas pertengahan tahun tahun 2018 lalu. Sementara lahan yang sebagian sudah dibebaskan pada tahun 2016 itu telah dimulai pengerjaan oleh kontraktor hingga saat ini masih menuntaskan proyek jaringan interkoneksi irigasi Osaka yang ditargetkan akhir Maret 2019 tuntas. Karena untuk pengerjaan proyek ini telah diaddendum,’’ katanya.
Dia membenarkan, salah satu titik Jaringan Interkoneksi Irigasi Osama yang berada di Jalan Dienogoro KM 7 pasirpengaraian mengalami longsor pada November lalu. Longsor itu, mengakibatkan, jaringan irigasi yang sebelumnya sudah tersambung (bagian lantai, red), ambruk, dengan panjang diperkirakan 8-10 meter, akibat hujan deras dan tanah timbunan yang kurang bagus.
Gunadi menjelaskan, untuk memperbaiki jaringan irigasi yang rubuh akibat longsor tersebut, pihaknya masih menunggu berhentinya musim hujan. Karena jika cuaca masih hujan, maka dikhawatirkan jika diperbaiki akan kembali longsor.
‘’Kita masih menunggu cuaca panas, sehingga dengan kondisi tanah yang padat. Maka penyambungan jaringan irigasi bisa dilakukan. Nantinya akan dipasangi geotek (kain) agar lebih tahan,’’ tuturnya.
Dalam pada itu, Kepala Bappeda Rohul Nifzar SP MIpsaat dikonfirmasi, Selasa (12/2) terkait progres lanjutan Pembangunan Jaringan Interkoneksi Osaka, mengaku belum mendapatkan informasi terakhir dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selaku pemilik kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi Interkoneksi Osaka.
‘’Hingga saat ini, kami belum mendapatkan informasi terhadap laporan perkembangan pengerjaan lanjutan pembangunan jaringan interkoneksi Osaka dari Pihak BWS III tetap akan lanjut sesuai dengan kontrak yang ada. Namun tidak tau persis batas waktu pengerjaan proyek jaringan interkoneksi itu,’’ katanya.(adv)