BENGKALIS

Perwakilan 8 Desa Minta Bantu Jikalahari Selamatkan Pulau Bengkalis

Lingkungan | Selasa, 01 Desember 2015 - 08:18 WIB

Perwakilan 8 Desa Minta Bantu Jikalahari Selamatkan Pulau Bengkalis

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)  - Perwakilan  masyarakat dari delapan desa di Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis mendatangi kantor Jikalahari di Jalan Serati, Sukajadi, Pekanbaru, Senin (30/11). Kedatangan mereka bertujuan untuk meminta bantuan kepada aktivis lingkungan untuk membantu menyelesaikan persoalan masyarakat untuk menyelamatkan pulau Bengkalis, yang ingin dijadikan sebagai lahan kosnesi HTI PT Rimba Rokan Lestari (RRL).Tarmizi, perwakilan dari masyarakat Desa Bantan Timur, kecamatan Bantan menyampaikan kronologis, timbulnya sengketa lahan PT RRL dengan masyarakat di kecamatan Bantan. Karena selama ini masyarakat tidak pernah diberi tahu adanya lahan konsesi PT RRL yang akan menjadikan pulau bengkalai sebagai kawasan Tanaham Hitan Industri (HTI).

‘’Kami menolak keberadaan PT RRL, karena keberadaannya bakal mengancam kehidupan masyarakat di Pulau Bengkalai. Karena jika lahan gambut itu dijadikan lahan konsesi HTI, maka akan terjadi bencana yang cukup mengancam kehidupan masyarakat,’’ ujarnya dihadapan perwakilan Fitra Riau, Jikalahari dan aktivis lingkungan yang hadir dalam pertemuan itu.

Baca Juga :Ajak Masyarakat Bersatu Bangun Bengkalis

Ia menyebutkan, menyangkut pengelolaan lahan gambut ini bertentangan dengan dengan SE Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Makanya pihak masyarakat meminta kepada aktivis lingkungan membantu persoalan masyarakat. Apalagi selama 17 tahun perusahaan mendapatkan izin konsesi dari kementerian tidak pernah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan masyarakat mengetahui adanya lahan konsesi perusahaan setelah kejadian kebakaran terjadi.

‘’Itu kami ketehui saat terjadi kebakaran, dan perusahaan diminta oleh kementerian LHK untuk bertanggungjawab, namun malah masyarakat yang menjadi kambing hitamnya. Pada saat itu barulah kami menolak keberadaan perusahaan yang akan merusak lingkungan,’’ ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Aliansi masyarakat kecamatan Bengkalis dan Bantan, Eko Fambudi yang ikut mendampingi masyarakat juga menyampaikan persoalan itu kepada aktivis lingkungan Riau. “Kedatangan kita saat ini bermaksud untuk meminta bantuan, dimana saat ini kami beserta sebagian masyarakat Bengkalis tengah mengalami permasalahan yang rumit dengan perusahaan yang akan menggarap lahan milik masyarakat di pulau Bengkalis,”sebutnya. Ia menceritakan saat ini masyarakat sudah merasa kebingungan dengan lahan yang selama ini telah dikelola namun secara sepihak di klaim oleh PT RRL.(ksm)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook