(RIAUPOS.CO) - Hampir semua dari kita mungkin pernah mengalami sakit kepala. Termasuk sakit kepala sebelah atau migrain. Penyakit satu ini sering dianggap sebagai penyakit umum dan ringan. Bukan tanpa alasan. Biasanya sakit kepala sebelah bisa reda hanya dengan meminum obat. Karena itu, banyak yang tidak menaruh kekhawatiran dengan migrain ini.
Tapi tahukah Ladies bahwa migrain lebih sering mendera perempuan daripada laki-laki? Hal ini dikatakan oleh dr Sri Wahyuni. ‘’Menurut penelitian, migrain memang lebih sering menyerang perempuan daripada laki-laki,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa, nyeri kepala atau Cephalgia merupakan gejala yang memang sering dijumpai sehari-hari. Setiap individu mengalami minimal 1 kali dalam setahun. Ia melanjutkan, menurut International Headache Society (IHS), nyeri kepala primer ada 2, yaitu Tension Type Headache dan Migrain.
“Migrain adalah nyeri kepala dengan serangan berlangsung 4-72 jam. Migrain menyerang satu sisi. Sifatnya berdenyut, nyerinya diperberat dengan aktivitas. Bisa disertai mual, muntah, fotopobia dan lainnya,” sambung dokter berhijab ini.
Nyeri kepala primer sendiri, maksudnya adalah nyeri kepala tanpa penyebab dan tidak berhubungan dengan penyakit lain. Penyebab terjadinya migrain belum diketahui secara pasti. Namun, ada pemicu sering terjadinya migrain. Seperti riwayat keluarga 70 persen, perubahan hormon yang biasanya terjadi saat menstruasi, makanan yang mempengaruhi pembuluh darah (anggur merah, natrium sitrat, keju,coklat), stres, tidur tidak teratur, rangsangan sensorik seperti cahaya silau, bau menyengat, alkohol dan merokok.
“Untuk penyebabnya, memang belum diketahui secara pasti. Tapi, biasanya, selain sering menyerang perempuan, migrain juga bisa mengenai sasaran usia 10 hingga 40 tahunan. Kemudian nantinya akan menurun saat memasuki usia 50 tahun,” terangnya.
Meski berakibat fatal, tetapi migrain yang dibiarkan dan berlarut-larut tentunya membawa akibat tersendiri. Dijelaskan dr Sri, bahwa seorang penderita migrain perlu mendapat penanganan medis jika migrain tersebut selalu mengganggu dan tidak tertahankan dengan intensitas yang tinggi nyerinya, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau CT-Scan.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk tumor otak dan pendarahan otak. Atau dilakukan punksi lumbal untuk menyingkirkan meningitis.
“Ya, jika migrain sudah tidak tertahankan, jangan ditunda lagi untuk menanganinya dengan cara medis. Ini penting untuk menghindari pelebaran dan penyempitan pembuluh darah di otak,” sambungnya.
Pembiaran migrain yang parah bisa berlanjut pada penyakit yang lebih parah pula. Sebab, berdasarkan penelitian, 19 persen kasus stroke terjadi pada pasien dengan gejala migrain lho Ladies. Sebab, menyempitnya pembuluh darah diotak. Wah, ngeri juga nih. So, jangan dibiarin ya Ladies.
Jika migrain menyerang silih berganti dengan disertai rasa sakit yang tidak tertahankan, tindakan medis adalah hal yang pantas kamu dapatkan. Namun, jika masih dalam ambang batas, migrain bisa dikurangi dengan konsumsi obat-obatan yang tepat. Tentunya Ladies juga harus menghindari pemicu.
Selain obat obatan, migrain bisa diatasi dengan menghindari faktor pencetus, manajemen lingkungan, tahu siklus menstruasi dan mediasi ataupun melakukan yoga.
“Migrain dapat sembuh dengan sempurna jika minum obat teratur dan menghindari faktor pencetusnya,” terangnya lagi.
Yuklah sama-sama kita hindari faktor pencetus si migrain ini. Tentunya dengan pola hidup sehat dan menambah pengetahuan tentang kesehatan. Jangan membiarkan penyakit tumbuh berkembang ditubuh kita. Apalagi migrain yang lebih sering menyerang kaum Ladies.(azr)
Gejala Migrain
Pengidap migrain merasakan sakit di kepala yang berdenyut-denyut dan memburuk tiap kali mereka bergerak. Sakit kepala umumnya terasa pada salah satu sisi kepala. Pada kasus tertentu, rasa sakit juga dapat terjadi pada kedua sisi kepala, wajah, atau leher. Denyutan yang dirasakan dapat begitu hebat sehingga membuat Anda tidak mampu beraktivitas secara normal.
Proses Terjadinya Migrain
Meski tidak semua pengidap migrain merasakan semuanya, tapi empat tahap berikut ini bersifat umum.
Tahap sebelum sakit kepala atau disebut ‘prodormal’: perubahan tubuh satu atau dua hari sebelum migrain menyerang. Hal ini termasuk: suasana hati, nafsu makan, konstipasi, merasa haus dan sering berkemih. Aura: biasanya merupakan gangguan yang berkaitan dengan penglihatan, seperti kilatan cahaya pandangan yang kabur. Aura merupakan gejala dari sistem saraf. Oleh karena itu, pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami gangguan di sistem organ lain seperti gangguan verbal, sensorik dan motorik. Proses ini dapat terjadi sebelum atau selama migrain. Walau demikian, kebanyakan penderita tidak mengalami proses ini.
Sakit kepala: sakit kepala hebat pada salah satu atau kedua bagian kepala, biasanya diiringi sensitivitas terhadap cahaya dan suara, mual dan muntah. Tahap ini dapat berlangsung selama kurang lebih 4-72 jam.
Resolusi atau post-drome: saat semua gejala berangsur mereda dan pengidap merasa lelah selama beberapa hari.
Gejala-Gejala yang
Menyertai Migrain
Gejala-gejala migrain memakan waktu dari empat jam hingga tiga hari untuk benar-benar menghilang. Ini bisa menyebabkan penderita merasa lelah selama sepekan setelah terserang migrain. Selain sakit kepala, berikut ini adalah gejala-gejala lain yang sering muncul bersamaan atau mendahului sakit kepala migrain:
Ladies mungkin akan merasa mual, diikuti dengan muntah.
Kurang konsentrasi.
Merasa sangat kedinginan atau sangat kepanasan hingga berkeringat.
Sakit perut (kadang-kadang menyebabkan diare).
Sensitif terhadap cahaya dan suara yang menyebabkan pengidap migrain merasa lebih nyaman berada di tempat yang gelap dan tenang.
Foto: Koleksi Pribadi