TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Pasca Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi yang memperbolehkan Kuansing untuk melaksanakan pacu jalur tradisional sesuai dengan ketentuan protokol Covid-19. Ketua DPC PKB Kuansing H Musliadi SAg memberikan tanggapannya.
"Hal ini perlu dikaji ulang dan dipertimbangkan secara matang. Disatu sisi kita ingin berniat baik untuk menggelar pacu jalur, namun saya mengingatkan jangan sampai niat baik ini menjadi melapataka bagi kehidupan rakyat Kuansing," kata Musliadi kepada Riaupos.co di Telukkuantan, Ahad (31/5/2020).
Karena hingga saat ini, Kuansing masih termasuk zona hijau dalam konteks pendemi Covid-19. Jika pacu dihelat, sudah bisa dipastikan ribuan rakyat Kuansing akan memenuhi kota Telukkuantan untuk merayakan pesta rakyat tersebut. Dan tidak tertutup kemungkinan besar ada org yang luar Kuansing yang akan datang ke Kuansing.
"Hal ini sangat berisiko bagi masyarakat. Tentu bisa tertular dan menularkan ke yang lain. Maka, saya sebagai Ketua PKB mengingatkan bapak bupati dan stekholder terkait agar mempertimbangkan untuk tahun ini tidak perlu diadakan pacu jalur berskala nasional. Hal ini demi untuk keselamatan masyarakat Kuansing dari penyebaran Covid-19," katanya.
Menurut pria yang disapa Cak Mus ini tidak akan ada sanksi apa-apa bagi pemerintah daerah kalau tahun ini tidak melaksanakan pacu jalur dan tidak akan menjadi aib bagi pemerintah daerah maupun pada rakyat.
"Kalau ini tidak dilaksanakan, justru iven ini akan menyelamatkan rakyat Kuansing dari penyebaran virus corona. Namun hal ini, kami hanya menyarankan keputusan ada di tangan pemerintah daerah dan pemangku adat di Kuansing. Karena keputusan terbaik adalah keputusan bersama yang mempertimbangkan manfaat dan modharatnya," saran mantan Ketua Komisi A DPRD Kuansing itu.
Apalagi Kuansing akan memasuki tahun politik dengan agenda pilkada Kuansing pada Desember 2020 nanti. Ia menyarankan, pemerintah fokus pada keselamatan rakyat dan memfasilitasi pilkada berjalan dengan baik, nyaman dan tentram. "Itu saran kami dari PKB," katanya.
Laporan: Juprison (Telukkuantan)
Editor: E Sulaiman
