KUANTAN SINGINGI

Pengembangan Objek Wisata Terkendala Akses Jalan

Kuantan Singingi | Rabu, 14 Oktober 2020 - 10:43 WIB

Pengembangan Objek Wisata Terkendala Akses Jalan
Pejabat sementara Bupati Kuansing Roni Rakhmat SSTP MSi (kanan) didampingi Kadis Pariwisata Kuansing, berfoto usai meninjau Air Terjun Patisoni di Desa Sangau, Kecamatan Kuantan Mudik, Selasa (13/10/2020). DISKOMINFO KUANSING

(RIAUPOS.CO) - Objek wisata di Kuansing saat ini cukup banyak. Namun tidak semua objek wisata itu bisa dijangkau masyarakat. Ini dikarenakan akses menuju objek wisata, khususnya objek wisata alam masih minim dan sulit ditempuh dengan kendaraan bermotor.

Terhadap persoalan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuansing akan segera mencarikan solusinya, untuk akses jalan bagi beberapa objek wisata yang ada di Kuansing. Sebab, beberapa objek wisata di Kuansing masih terkendala akses masuk.


Hal itu disampaikan Pejabat sementara (Pjs) Bupati Kuansing Roni Rahmat, saat meninjau air terjun Patisoni Desa Sangau, Kecamatan Kuantan Mudik, Selasa (13/10). Menurut Roni, pemerintahan desa sebaiknya duduk bersama dengan pihak perusahaan terkait akses jalan menuju air terjun Patisoni diperbaiki.

“Ya. Kalau jarak dari jalan besar, menurut saya tak terlalu jauh. Makanya, pihak pemerintahan desa harus melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan supaya jalan menuju objek wisata bisa diperbaiki,” kata Roni.

Dengan bagusnya akses jalan tersebut lanjut Roni, pengunjung akan lebih muda menjangkau air terjun Patisoni. Sehingga, bisa menjadi pemasukan bagi desa dan masyarakat setempat.

“Kalau pengunjungnya ramai setiap hari, masyarakat setempat akan mendapatkan keuntungan dengan cara membuka dagangan disekitar air terjun. Dan ini juga salah satu bentuk pemerintah untuk memperbaiki ekonomi masyarakat,” kata Roni.

Bukan saja di Kecamatan Kuantan Mudik, beberapa objek wisata yang ada di Kecamatan Hulu Kuantan juga terkendala dengan akses jalan. Seperti objek wisata Ngarai Tangogan dan air terjun tujuh tingkat Batangkoban di Desa Lubuk Ambacang.

“Ini juga terkendala akses jalan. Kalau untuk ke Batangkoban, harus menggunakan angkutan air sejenis pompong. Ini harus ada aturan dan ketentuan biaya. Sehingga pengunjung tidak merasa keberatan,” kata Roni.

Dengan biaya murah dan akses jalan lancar, pengunjung akan tertarik untuk datang berkali-kali. Bahkan, informasi dari berbagai masyarakat akan menjadi info publikasi bagi pengunjung lainnya.

“Kita sebagai tuan rumah, harus ramah. Nanti, selain keindahan objek wisata, yang menjadi kesan pengunjung adalah ramah dan santunnya tuan rumah. Ini kuncinya” tutup Roni.(adv)

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook