TURUN RP500 PER KILOGRAM

Harga Karet Dipengaruhi Pasar Dunia

Kuantan Singingi | Senin, 09 November 2020 - 10:33 WIB

Harga Karet Dipengaruhi Pasar Dunia
ilustrasi - internet


TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Harga karet dipengaruhi pasar dunia. Petani karet mulai bernafas lega. Pasalnya, harganya menanjak naik sejak beberapa pekan lalu. Hingga mencapai Rp9.300 per kilogram di tingkat petani. Dan Rp11.000 per kilogram di tingkat lelang koperasi. Namun pada pekan ini, harga karet kembali turun. Sekitar Rp500 per kilogramnya.

“Iya. Sekarang turun lagi. Turun Rp500 sekilo. Jadi, kisaran Rp8 ribu lebih sekarang sekilo. Kalau dilelang koperasi, sekarang harganya Rp10 ribu sekilo. Turun jauh,” kata Imus, warga Sungai Langsat Pangean, Ahad (8/11).


Pengamat Ekonomi Riau asal Kuasing Dr Trian Zulhadi SE MEc mengakui, harga karet sekarang membaik. Hal ini dikarenakan pengaruh pasar dunia. Kebutuhan terhadap karet sekarang diakuinya meningkat. Namun kualitas tetap yang mempengaruhi harga karet tersebut.

“Intisarinya, harga karet dunia fair. Saat ini, persaingan kualitas karet antar negara penyedia pasokan karet, Indonesia, Thailand, Philipina, Malaysia, Myanmar, dan Kamboja bersaing dalam peningkatakan kualitas,” kata Trian kepada Riau Pos, Ahad (8/11).

Keberadaan Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (Apkarkusi) katanya tidak mewakili kepentingan seluruh petani karet di Kuansing. Dan asosiasi ini hanya untuk memutus mata rantai harga dari tengkulak, tapi tidak secara permanen.

“Upaya pemerintah daerah harus menguasai pasar karet dari hulu sampai ke hilir. Insyaallah petani karet sejahtera secara permanen. Hulunya kita ada. Ada pabrik karet di Kuansing. Kini, hilirnya yang harus diperlukan ke depan,” katanya.

Dan menurutnya, pemerintah harus berusaha memberdayakan petani karet dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas karet alam ini. Setelah itu, pemerintah daerah harus berani mendorong investor untuk membangun industri hilirnya.

“Insya Allah sejahtera petani karet kita di Kuansing secara permanen,” kata pria asal Inuman itu.

Saat ini, kata akademisi asal Inuman itu, importir karet adalah Eropa, Amerika dan Cina. Jika hal tersebut terlaksana, diyakini, akan berdampak kepada geliat ekonomi Kuansing seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan dan devisa daerah.

Anggota DPRD Kuansing Darwis mengakui, bahwa petani karet saat ini nasibnya tak menentu. Oleh karena itu, politisi Hanura Kuansing itu berharap, agar pemimpin Kuansing ke depan mampu menggairahkan kembali harga karet. Dengan memberikan kesejahteraan kepadanya secara permanen. Seperti dibangunnya hilirasasi karet.

“Besar harapan kita agar ada kepastian kesejahteraan permanen yang diberikan kepada mereka. Dan pemimpin ke depan harus punya program nyata untuk ini, karena ini efek ekonominya luar biasa,” ujar Darwis.(jps)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook