BENAI (RIAUPOS,CO) - Menjelang Hari Raya Iduladha, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Sekretaris Daerah H Dedi Sambudy SKep SKM MKes, Forkopimda, OPD terkait, camat, meminta penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat dipercepat mengingat permintaan hewan kurban meningkat.
Usai meninjau hewan kurban di beberapa kecamatan di Kuansing, Sekda Kuansing Dedi Sambudy menyampaikan bahwa hewan kurban di Kuansing harus aman dari penyakit.
"Saya harus memastikan langkah antisipasi apa saja yang sudah dan akan dilakukan untuk mencegah PMK pada ternak. Terlebih, menjelang Hari Raya Iduladha maka harus ada jaminan bahwa semua hewan ternak harus ada yang namanya SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan)," tutur Sekda saat meninjau peternakan sapi di Kecamatan Benai, Kamis (7/7).
Kunjungan sekaligus sosialisasi tersebut dilakukan empat kecamatan, masing-masing Kecamatan Benai, Kuantan Tengah, Kuantan Mudik, dan Hulu Kuantan.
Dalam kunjungan tersebut, Sekda Kuansing juga memboyong dokter hewan. Mereka adalah drh Sofyan Hadi dan drh Asrul, untuk mengetahui ciri-ciri hewan PMK, khususnya di Kuantan Singingi.
Seperti yang disampaikan drh Asrul kepada media, masyarakat bisa mengenali ciri-ciri hewan yang terkena PMK. Sehingga, warga yang melakukan kurban secara pribadi saat berkurban dengan hewan ternak sendiri bisa memahami.
"Ciri hewan yang terkena PMK secara kasat mata, mulutnya seperti luka atau seperti sariawan dan kuku bisa mengelupas. Alhamdulillah pantauan dari lapangan setiap tempat pendistribusian hewan ternak khususnya hewan kurban, tidak ada hewan yang mengalami PMK," kata Asrul.
Seorang peternak, warga Kecamatan Kuantan Tengah bernama Zeprian mengaku, sebanyak 8 hewan kurban yang ada di tempatnya berasal dari Kisaran, Sumatera Utara.
"Alhamdulilah, tadi sudah diperiksa, sehat bang. Pemeriksaan ini bagi kami penting untuk meyakinkan masyarakat," ujar Zeprian.(adv)