(RIAUPOS.CO) - Meski perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kuansing empat bulan lagi, namun Polres Kuansing sudah memulai agenda pendekatan dengan berbagai elemen.
“Kalau pendekatan dengan masyarakat, dari awal sudah kita bangun. Saat ini kita merangkul berbagai elemen yang berkaitan langsung dengan proses Pilkada. Termasuk ormas-ormas yang ada di Kuansing,” kata Kapolres Kuansing AKBP Henky Poerwanto SIK kepada Riau Pos, Ahad (2/8).
Forum Group Discussion (FGD) ini harus terus dilaksanakan untuk mengetahui cela-cela kemungkinan terjadinya anarkis baik sebelum Pilkada maupun sesudah Pilkada.
Jika dilihat dari histori, Kabupaten Kuansing pernah mengalami sejarah pahit pada tahun 2011 yang lalu akibat perhelatan Pilkada. Bahkan, tindakan anarkis tersebut menyebabkan rusaknya fasilitas umum.
Bukan itu saja, akibat tindakan tersebut, banyak masyarakat pada saat itu yang tersandung kasus hukum yang berujung kepada penahanan. Maka dari itu, Polres Kuansing melakukan pembahasan dengan dan berbagai elemen masyarakat guna mencegah terjadinya gangguan kamtibmas.
“Kita ingin membuat masyarakat betul-betul menjadi nyaman dalam memberikan pilihan, sekalipun Pilkada Kuansing memiliki histori adanya tindakan anarkis pada tahun 2011 silam. Itu juga yang membuat kami mengundang KPU dan Bawaslu,” kata Kapolres.
Imbauan itu juga disampaikan kepada seluruh kepala desa yang ada di Kuansing. “Mari bersama menjaga keamanan daerah ini. Jangan karena beda pilhan kita terpecah bela,” tutup Kapolres.(ksm)
Laporan Mardias Chan, Telukkuantan