WABAH CORONA

Presiden Tak Peduli Nyawa Rakyatnya, Corona di Brazil Meningkat Tajam

Komunitas | Senin, 18 Mei 2020 - 21:30 WIB

Presiden Tak Peduli Nyawa Rakyatnya, Corona di Brazil Meningkat Tajam
Sebuah keluarga menghadiri pemakaman sejumlah korban meninggal Covid-19 di Manaus, Brazil, beberapa waktu lalu. Sejumlah lokasi pemakaman baru dibuka setelah ada lonjakan kasus kematian akibat corona. (AFP/O GLOBO)

BRASILIA (RIAUPOS.CO) - Tak pedulinya Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, terhadap wabah corona (Covid-19) di negaranya berbuah buruk. Brazil kini harus menghadapi lonjakan kenaikan angka kasus corona yang sangat signifikan.

Wabah corona di Brazil melonjak drastis pada akhir pekan kemarin, hingga angkanya mengalahkan Italia dan Spanyol, dan terbanyak keempat di dunia.

Baca Juga : Brazil Pesta Gol

Berdasarkan data yang dirilis Johns Hopkins University, hingga Senin (18/5/2020) Brazil memiliki 241.080 kasus corona dan 16.122 kematian. Sementara itu Italia memiliki 225.435 kasus corona, dan Spanyol 230.698.

Menurut data statistik Worldometer, Brazil pada hari Minggu melaporkan 7.938 kasus dan 485 kematian baru. Lonjakan tertinggi terjadi pada Sabtu (16/5) di mana negara itu mengonfirmasi 14.919 kasus dan 816 kematian baru.

Para ahli menyatakan angka tersebut akan terus bertambah dan yang terburuk masih akan terjadi sebab jumlah pemeriksaan di Brazil masih minim.

Wali Kota Sao Paulo, Bruno Covas, mengatakan bahwa rumah sakit di kota kewalahan menghadapi lonjakan pasien infeksi virus corona. Seperti dikutip dari CNN, Covas menyebut kapasitas rumah sakit telah terisi hingga mencapai 90 persen.

Karena itu dia memperingatkan bahwa sistem kesehatan di kota itu bisa runtuh jika penduduk tidak mematuhi pedoman isolasi mandiri.

Sao Paulo menjadi salah satu wilayah di Brazil yang terpapar parah virus corona. Hingga kini kota itu telah mencatat 38.605 kasus  atau 16 persen dari total kasus yang dikonfirmasi di negara ini.

Meski demikian, Presiden Jair Bolsonaro mengkritik beberapa gubernur yang memilih lockdown kawasan untuk menekan penyebaran virus. Menurut dia, keputusan itu akan menyusahkan masyarakat.

"Pengangguran, kelaparan, dan kesengsaraan akan menjadi masa depan yang melakukan lockdown," ucap Presiden Bolsonaro seperti dilansir O Globo.

Presiden Bolsonaro menegaskan isolasi mandiri dan penutupan usaha tak perlu dilakukan karena merusak perekonomian. Ketidakpedulian Bolsonaro ini dikritik banyak pihak karena dia lebih mementingkan ekonomi ketimbang nyawa rakyatnya.

Menteri Kesehatan Brazil, Nelson Teich, mengundurkan diri karena tidak cocok dengan Bolsonaro dalam menyikapi wabah virus corona.

Dilansir dari AFP, Jumat (15/5), pengunduran diri Teich diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Brazil melalui keterangan singkat. Teich dan Bolsonaro disebut berbeda pendapat soal penggunaan chloroquine dalam penanganan Covid-19.

Teich baru sebulan menduduki jabatan Menteri Kesehatan Brazil. Ia sebelumnya menggantikan Luiz Henrique Mandetta yang mundur pada 16 April lalu setelah cekcok dengan Bolsonaro. Kala itu, Bolsonaro mengkritik kebijakan Mandetta yang mendorong warga tetap tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus. 

Sumber: O Globo/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook