BRAZILIA (RIAUPOS.CO) - Seharusnya pekan ini menjadi momen membahagiakan bagi penduduk Brasil. Setelah vakum tiga tahun dampak pandemi, karnaval supermeriah tahunan dihelat lagi. Namun, tidak demikian dengan sebagian penduduk di wilayah Sao Paulo. Mereka tengah berkabung. Bencana banjir dan tanah longsor menerjang.
Sejak Ahad (19/2), badai dan hujan deras mengakibatkan banjir dan longsor di beberapa kota di Sao Paulo. Setidaknya 36 orang dilaporkan tewas. Korban meninggal masing-masing 35 orang di Sao Sebastiao dan sisanya di Ubatuba. Dua wilayah tersebut memang terdampak paling parah. ''Sayangnya, mungkin akan ada lebih banyak korban meninggal,'' ujar Kepala Pertahanan Sipil Sao Paulo Henguel Pereira pada harian Folha de Sao Paulo sebagaimana yang dikutip AFP.
Siaran televisi dan video di media sosial menunjukkan, sebagian kota Sao Sebastiao sudah tenggelam. Jalan raya banjir. Di mana-mana mobil tampak hancur tertimpa pohon tumbang. Begitu pun reruntuhan rumah. Ambruk dihantam longsor. ''Masih ada beberapa orang yang tertimbun reruntuhan longsor,'' kata Wali Kota Sao Sebastiao Felipe Augusto.
Data sementara, ada 228 orang yang kini kehilangan tempat tinggal. Lalu, 338 orang dievakuasi ke wilayah lain. Tim penyelamat bergulat dengan waktu agar bisa menyelamatkan penduduk yang terjebak. Otoritas terkait belum mengungkap jumlah pasti orang yang hilang ataupun terluka. Yang jelas, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengungkapkan, dirinya akan berkunjung ke kota terdampak.
Sementara itu, Gubernur Sao Paulo Tarcisio de Freitas menyatakan status darurat bencana di lima kota. Karnaval di kota-kota tersebut juga dibatalkan. Dia mencairkan anggaran 1,5 juta dolar AS (Rp22,7 miliar) untuk operasi penyelamatan. Lebih dari 100 tim pemadam kebakaran yang dilengkapi helikopter dikerahkan untuk evakuasi. Militer Brasil juga ikut dilibatkan.(sha/c14/hud/jpg)
Laporan JPG, Brazilia