JAKARTA (RIAUPOS.CO) - MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa yang dikenal sebagai micin menjadi salah satu penyedap rasa semua masakan. MSG terbuat dari garam natrium dan asam glutamat.
Asam glutamat pada micin dapat memberikan rasa gurih yang berbeda dari penyedap makanan lain. Berdasar sejarahnya, MSG pertama kali ditemukan di Jepang pada 1908 oleh professor Kikunae Ikeda. Kikunae Ikeda mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut untuk dijadikan butiran MSG.
Banyak yang mengatakan bahwa micin dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pemicu kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan.
Namun, apakah benar pernyataan tersebut? Bertujuan untuk memberikan informasi yang benar mengenai MSG, P2MI mengadakan silaturahmi dan workshop yang bertajuk Cinta Pakai Micin, Why Not?
Prof. Dr. Dede Robiatul Adawiyah mengatakan, MSG mempunyai rasa, yaitu rasa umami yang merupakan rasa dasar kelima. Selain asin, asam, manis, dan pahit.
”Karena MSG memiliki reseptor sendiri pada permukaan lidah dan aman dikonsumsi. Hoax yang beredar di masyarakat mengenai micin adalah tidak benar,” ujar Dede Robiatul Adawiyah.
Dosen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor itu menyampaikan, MSG atau micin memiliki acuan nilai asupan harian (ADI) sebagai not specified atau tidak dinyatakan, berarti MSG adalah bahan yang aman.
Bahkan kenyataannya, lanjut dia, kadar natrium (Na) pada MSG lebih sedikit ketimbang garam dapur. MSG mengandung 12 persen Na, sedangkan garam dapur 39 persen.
”Artinya, kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur,” terang Prof Dede melalui daring.
Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) Satria Gentur Pinandita menambahkan, saat ini ada beberapa produk makanan yang mengklaim tanpa ada penambahan MSG dan hanya mengandung jamur, yeast, dan sebagainya.
”Namun secara ilmiah, produk makanan itu sebenarnya juga mengandung asam glutamate yang juga terkandung dalam MSG. Bahkan produk makanan ini dijual dengan harga yang lebih mahal dari MSG,” jelas Satria.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman