KESEHATAN

Dampak Sakit Stroke Perburuk Kualitas Hidup Pasien hingga Kecacatan

Kesehatan | Selasa, 27 Desember 2022 - 04:00 WIB

Dampak Sakit Stroke Perburuk Kualitas Hidup Pasien hingga Kecacatan
Serangan penyakit jantung dan stroke bisa dipicu dari pola hidup yang buruk. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penyakit stroke saat ini menjadi ancaman penyakit tak menular akibat gaya hidup. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan agar masyarakat menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari diabetes dan hipertensi sebagai faktor risiko pemicu stroke.

Dalam konferensi pers bersama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali, diungkapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Rumah sakit Prof. dr. I Gusti Ngoerah merupakan rumah sakit yang diampu oleh RSPON. Menkes Budi menegaskan bahwa stroke merupakan penyakit yang dapat menimbulkan dampak bagi kualitas hidup manusia yang berujung kecacatan.


“Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk,” katanya seperti dalam keterangan virtual Kemenkes baru-baru ini.

Ia menegaskan jumlah kasus meninggal karena stroke bisa mencapai hingga ribuan setiap tahun. Bahkan kasus kecacatan bisa lebih tinggi 2 kali lipat dari kasus kematian.

“Oleh karena itu saya benar-benar minta rumah sakit RSPON untuk mengaktifkan fungsi pengampuannya dan mesti diingat-ingat targetnya adalah 34 provinsi harus bisa bedah otak terbuka, dan RSPON juga harus memastikan 514 kabupaten/kota bisa melakukan intervensi non bedah seperti coiling,” jelasnya

 

Stroke Pecah Pembuluh Darah Otak

Direktur Utama RSPON dr Mursyid Bustami mengatakan secara garis besar penyebab stroke ada dua yakni stroke karena penyumbatan pembuluh darah dan stroke karena pecahnya pembuluh darah. Sebagian dari yang pecah pembuluh darah itu disebabkan oleh pecahnya aneurisma.

Aeurisma adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak yang memang sudah ada dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tekanan darah tinggi.

“Jadi pada pasien ini tentunya untuk menghindari risiko terjadinya pecah pembuluh darah itu maka harus dilakukan suatu tindakan,” kata dr. Mursyid.

Ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pertama adalah tindakan coiling, dengan memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah. Yang kedua adalah tindakan clipping atau melakukan klip (penjepitan).

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook