JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Varian Kraken atau Omicron XBB.1.5 sudah masuk ke Indonesia. Kementerian Kesehatan mengonfirmasi sedikitnya ada 1 kasus yang ditemukan dan 3 kontak eratnya sudah diperiksa dan hasilnya negatif. Varian ini diyakini lebih menular.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan varian XBB.1.5 turunan Omicron ini sudah mendominasi secara global. Asal usul XBB.1.5 adalah XBB yang merupakan rekombinan dari varian BA.2.10.1 dan BA.2.7.5.
"Nah, ini pertama terdeteksi di AS, lalu menyebar. Varian XBB.1.5 banyak banget potensi masalahnya. Mutasi di spike proteinnya yang membuat virus memiliki kemampuan lebih efektif menginfeksi, ia masih bisa nempel efektif di sel. Lebih mudah menginfeksi, lebih bisa bertahan lama," kata Dicky kepada Jawapos.com, Jumat (27/1).
Menurutnya, penamaan varian ini menjadi varian Kraken tidak resmi, dijuluki oleh beberapa ilmuwan di media sosial. Namun yang pasti, kata Dicky, varian ini lebih cepat menular dibanding varian sebelumnya.
12 Persen Lebih Cepat
Dicky menjelaskan bicara gejala tak jauh berbeda dengan Omicron sebelumnya. Yaitu demam tinggi, batuk menetap, bahkan di beberapa masih terdeteksi hilang rasa dan penciuman, ada sesak napas pendek, kelelahan, nyeri tenggorokan.
"Dalam sejumlah artikel literatur 12 persen lebih cepat menular dibanding varian sebelumnya, ini betapa efektif dalam menginfeksi," jelasnya.
Dicky menilai Omicron tetap dapat berdampak fatal bagi mereka yang belum divaksinasi. Dan mereka yang masuk kelompok rentan juga harus mendapatkan booster.
"Potensi menyebabkan infeksi dan reinfeksi besar kemampuannya. Dalam konteks Indonesia, infeksi dan reinfeksi akan banyak yang tak bergejala atau gejala ringan. Namun ini sangat serius menimpa kelompok berisiko tinggi lansia dan bumil yang belum vaksinasi booster. Bisa meningkatkan risiko Long Covid," ungkap Dicky.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi