JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah untuk bersikap tegas dengan melarang tenaga kerja asing terutama yang berasal dari China. Ini karena Indonesia tengah berjuang memutus rantai penularan virus korona atau Covid-19.
“Kehadiran mereka (tenaga kerja asal China) yang masih bebas keluar masuk negeri ini tentu benar-benar telah menyakitkan hati kita sebagai bangsa, kalau ini terus berlanjut, maka tentu akan membuat kepercayaan rakyat kepada pemerintah menjadi bermasalah. Hal itu tentu jelas tidak baik bagi kehidupan bangsa dan negara ini kedepannya,” kata Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas dalam keterangannya, Rabu (29/4).
Anwar mengajak pemerintah dan masyarakat secara umum untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan ksebagai bangsa, dengan mengedepankan sikap tolong-menolong. Selama ini sudah menjadi jati diri bangsa dengan membantu saudara-saudara yang mengalami kesulitan.
“Dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan pokoknya,” harap Anwar.
Hal ini semata untuk keluar dari wabah Covid-19, dengan bersungguh-sungguh dan bersama-sama mematuhi ketentuan pemerintah dan protokol medis yang ada. Karena itu, diharapkan bisa cepat keluar dari bencana sehingga bisa hidup normal kembali.
“Kita harapkan akan cepat kembali pulih dan normal seperti semula,” tegas Anwar.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Ridwan Djamaluddin meminta masyarakat untuk tidak berpikir negatif kepada tenaga kerja asing asal Tiongkok yang berpeluang datang ke Indonesia. Sebab, China kini sudah mulai bangkit dan pulih setelah diterpa wabah Covid-19.
“Mereka sudah naik lagi (perekonomian China kembali pulih). Jadi artinya jangan kita berpretensi negatif kalau tenaga kerja China datang kemudian dianggap membahayakan,” kata Ridwan, Kamis (2/4).
Menurutnya, jika sudah mulai ada tenaga kerja asal China yang datang, Ridwan memastikan bahwa mereka masuk dengan proses dan pemeriksaan yang ketat. Dia meminta untuk tidak berspekulasi kepada tenaga kerja asal China.
“Malah kita harus berlapang dada mengatakan jangan-jangan orang kita yang jadi lebih berbahaya dari orang lain karena sekarang kita sedang outbreak,” ucapnya.
Kendati demikian, lanjut Ridwan, pemerintah belum memutuskan mana proyek yang akan ditunda dan mana yang akan diteruskan di tengah mewabahnya Covid-19. Namun, ia memastikan pemerintah akan mengedepankan keselamatan masyarakat.
“Memang realitasnya ada proyek kerja sama yang tenaga kerja asingnya terlibat, ini yang harus kita jaga,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman