REHABILITASI pada cedera olahraga merupakan aspek penting dalam penyembuhan cedera ligamen lutut. Tujuan utama program rehabilitasi cedera olahraga adalah agar pasien dapat kembali berolahraga pada tingkat fisik dan emosional pra-cedera dan untuk mencegah cedera kembali. Selain memberikan program rehabilitasi pasca cedera ligamen lutut, Dokter Sp KFR dan fisioterapi juga melakukan penilaian untuk menemukan faktor risiko dan mengidentifikasi mengapa cedera ligamen lutut dapat terjadi sehinga risiko cedera ulang dapat dihindari.
Program rehabilitasi baik konservatif, sebelum dan sesudah operasi, modifikasi aktifitas, penggunaan penyangga lutut, merupakan beberapa program rehabilitasi pasie yang akan berbeda masing-masing pasien tergantung dari usia pasien, level kompetisinya atau aktivitas sehari-hari dan tujuan berolahraganya. Dukungan dari keluarga dan teman juga penting terutama pada atlit professional untuk membantu pasien mengatasi cederanya dan stress yang diakibatkan oleh tidak dapat berpartisipasi dalam kompetisi.
Rehabilitasi pada cedera ligamen lutut bisa dilakukan untuk program konservatif (tanpa operasi) dan pada sebelum dan sesudah operasi. Program rehabilitasi konservatif merupakan program komprehensif yang bertujuan untuk mengembalikan lingkup gerak sendi dan proprioseptif, mengurangi nyeri dan mengembalikan pola jalan normal. Namun operasi cedera ligamen lutut tetap direkomendasikan bila gejala tidak berkurang dengan proses rehabilitasi dan modifikasi aktifitas.
Apabila pasien sudah memutuskan untuk melakukan operasi, program rehabilitasi akan dimulai untuk mempersiapkan lutut sebelum operasi agar hasil setelah operasinya optimal. Lingkup gerak sendi, pola jalan dan tonus otot akan dilatih semaksimal mungkin agar pasien lebih cepat mendapatkan lingkup gerak sendi normal dan kekuatan otot yang baik setelah operasi.
Program rehabilitasi sebelum operasi bisa beberapa hari hingga beberapa minggu, selain melakukan fisioterapi di rumah sakit, dokter Spesilais Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan fisioterapi juga akan meresepkan latihan yang dapat dilakukan pasien di rumah. Ketaatan pasien dan dukungan keluarga penting pada saat latihan sendiri di rumah. Penggunaan penyangga lutut dan modifikasi aktivitas juga turut mendukung program rehabilitasi.
Rehabilitasi pada post operasi cedera ACL telah banyak mengalami perubahan, saat ini program rehabilitasi dimulai langsung setelah operasi dengan latihan lingkup gerak sendi bertahap dan latihan berjalan berdasarkan kondisi pasien. Tujuan dari rehabilitasi pada post operasi cedera ligamen lutut ialah mengembalikan lingkup gerak sendi, mengembalikan kekuatan otot dan proprioseptif, mengembalikan stabilitas fungsional, beraktivitas sehari-hari bebas nyeri, mencegah terjadinya cedera kembali dan dapat kembali beraktivitas atau berolahraga, dll.
Rehabilitasi pada post operasi cedera ligamen lutut dibagi menjadi beberapa fase :
-Fase pertama segera setelah operasi : mengurangi bengkak, melatih lingkup gerak sendi bertahap dan latihan berjalan. Penyangga lutut dan tongkat digunakan pada fase ini. Diskusikan kepada dokter ataupun tim rehabilitasi anda apakah anda boleh menginjakkan kaki yang dioperasi.
-Fase kedua : mulai latihan untuk mengembalikan kekuatan otot dan kontrol neuromuskular. Program rehabilitasi rawat jalan minimal 3 kali seminggu dan pada beberapa pasien mulai latihan menginjak kaki yang dioperasi.
-Fase ketiga : latihan sudah lebih progresif, menggunakan beban dan melatih koordinasi serta agilitas pasien
-Fase keempat : latihan progresif untuk mempersiapkan kembali berolahraga
-Fase kelima atau fase kembali berolah raga : latihan sudah spesifik kepada olahraga yang sebelumnya ditekuni.
Dapat kita lihat dari fase diatas bahwa program rehabilitasi cedera olahraga akan berfokus melatih kemampuan pasien atau atlit itu sendiri dan lebih banyak latihan, bukan hanya dengan penggunaan modalitas alat.
Sebelum pasien mulai berolahraga kembali, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi bersama fisioterapi akan melakukan penilaian untuk kembali berolahraga yang terdiri dari penilaian endurans muskuloskeletal dan kardiorespirasi, kekuatan otot dan fleksibilitas, kemudian juga akan ada pendampingan pada saat mulai berolahraga untuk menghindari terjadinya cedera kembali.
Hingga saat ini sebenarnya belum ada waktu pasti kapan pasien tersebut dikatakan benar-benar siap untuk kembali beraktivitas atau berolahraga. Tingkat keparahan cedera dan kompleksitas pengobatan dan operasi yang dilakukan akan mempengaruhi waktu penyembuhan dan rehabilitasi.
Hingga pasien sembuh dari sisi medis dan siap secara psikis untuk kembali beraktivitas atau berolahraga. Dengan penanganan optimal, dalam 3 bulan seringnya pasien sudah bisa kembali menjalani aktivitas ringan, namun untuk aktivitas berat atau untuk kembali berolahraga biasanya butuh waktu 4-6 bulan, bahkan juga bisa lebih.
Kerja sama antardokter dan tim rehabilitasi medik penting agar program rehabilitasi pasien tersebut dapat berjalan baik dan suksesnya program rehabilitasi membutuhkan kepercayaan. Pasien harus percaya bahwa dokter dan tim rehabilitasi medik yang ikut membantu dalam proses rehabilitasi akan mengutamakan kesehatan pasien dan pasien mau turut bekerjasama dalam proses rehabilitasinya.****
dr. Rezki Amalia Nurshal Sp.KFR, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS Awal Bros Pekanbaru