DR ANDI NINA MALLARANGENG SPOG

Kista Ovarium, Masihkah Jadi Momok bagi Wanita?

Kesehatan | Minggu, 25 Oktober 2020 - 09:38 WIB

Kista Ovarium, Masihkah Jadi Momok bagi Wanita?
Ilustrasi


BAGI wanita, mendengar penyakit kista ovariaum sangat menakutkan. Penyakit ini menjadi momok mengerikan karena bisa menyebabkan  tidak mendapat keturunan. Namun dengan kemajuan teknologi saat ini, kista ovarium bisa disembuhkan. Pada dasarnya kista ovarium tidaklah berbahaya. Yang menimbulkan masalah sulit hamil dan komplikasi lainnya  adalah ketika kista tidak ditangani dengan benar.

Kista ovarium adalah benjolan berisi cairan yang berkembang pada indung telur (ovarium) wanita. Kondisi ini tergolong sering dialami oleh wanita. Hadirnya kista di ovarium memang sulit terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala. Kista baru menampakkan gejala ketika telah berkembang.


‘’Karena itu, para wanita ada baiknya melakukan deteksi dini. Kenali gejala-gejalanya sebelum terlambat menanganinya. Semakin cepat kita mengetahuinya semakin mudah pula mengatasinya,’’ ujar Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah sakit Awal Bros Pekanbaru dr Andi Nina Malaranggeng SpOG kepada Riau Pos.

Dokter berkacamata ini menjelaskan, tiap wanita sebaiknya mengenal gejala-gejala kista ovarium. Dimana gejala-gejala yang bisa timbul akibat adanya kista antara lain; perubahan siklus haid menjadi tidak teratur, perdarahan diluar siklus haid, nyeri di perut bawah, teraba benjolan di perut bawah. Bila kista sdh cukup besar akan ada gejala seperti :  sering buang air kecil, cepat kenyang, nyeri saat buang air besar, mual, nyeri panggul saat melakukan hubungan seksual, nyeri haid yang hebat dan nyeri pada daerah panggul di luar haid.

‘’Pada kebanyakan kasus, biasanya kita tidak akan menyadari kehadiran kista ovarium di tubuh. Karena pada dasarnya kehadiran kista sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun Anda akan merasakan gejalanya jika memiliki kista yang telah membesar, pecah, terinfeksi dan terpuntir sehingga menghalangi aliran darah ke ovarium.

Dijelaskan dr Nina, kista ovarium dibagi ke dalam dua jenis utama, yaitu kista fungsional dan kista patologis.  Kista fungsional adalah kista  yang sering dialami oleh seorang wanita dan bisa mengecil dengan sendirinya. Terbentuk kista karena sel telur yg membesar pada masa subur tidak sampai pecah (ovulasi) akibat adanya gangguan hormon. Kista akan mengecil kembali bila gangguan hormonnya sudah kembali normal.

Kista yang tergolong umum terjadi ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Jenis kista yang kedua adalah kista patologis. Berbeda dengan kista fungsional, kista patologis mengandung sel abnormal. Kategori kista muncul akibat adanya pertumbuhan sel yang tidak normal. Terdapat beberapa jenis kista ovarium patologis seperti Kista yang berisi cairan jernih namanya Kista Serosum, Kista yang berisi cairan kental namanya Kista Musinosum, Kista yang berisi jaringan lemak, rambut dan tulang rawan namanya Kista Dermoid, Kista yang berisi cairan coklat seperti darah haid namanya Kista Coklat atau Kista Endometriosis.

Menurut dr Nina, untuk mengetahui apakah kita menderita kista atau tidak ada baiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan yang dilaksanakan berupa Ultrasonografi (USG). Cara ini digunakan untuk mendeteksi kehadiran kista ovarium dan mengetahui ukurannya. Selama pemeriksaan, dokter akan menempatkan alat USG pada perut Anda dan isi rongga perut atau panggul anda bisa terlihat pada tampilan layar monitor. Bila diperlukan akan dilakukan pemeriksaan USG melalui Vagina atau Transvaginal USG.  

Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani tes darah jika hasil USG menunjukkan bahwa kista yang Anda miliki berbentuk padat atau berisiko tinggi terkena kanker ovarium. Melalui tes ini, dokter akan menguji kadar protein yang sering disebut kanker antigen 125 (CA-125) pada darah Anda. Alasannya karena kadar CA-125 bisa meningkat pada wanita yang menderita kanker ovarium. Namun tidak semua peningkatan CA-125 disebabkan oleh kanker ovarium. Terdapat kemungkinan disebabkan oleh penyakit radang panggul dan endometriosis.
Ada beberapa penyebab seseorang bisa terserang penyakit kista ini, diantaranya adalah : Keturunan, ibu atau nenek menderita kista serupa, mengalami ketidakseimbangan hormon, jarang olahraga,

merokok dan juga mengkonsumsi alkohol. Memakan makanan2 yg siap saji, mengandung pengawet, penyedap rasa dan pewarna juga dapat memicu tumbuhnya tumor pada umumnya. Penanganan Kista Ovarium bisa dilakukan melalui  Observasi atau Operasi. Observasi dilakukan pada Kista Fungsional.

Tindakan Operasi akan dilakukan bila Kista sudah besar (ukuran 8 cm atau lebih), disertai keluhan seperti nyeri hebat atau nyeri perut disertai demam.

Bila terdapat gejala seperti diatas ditakutkan terjadi kista yg terpuntir, kista pecah atau Kista terinfeksi sehingga perlu penanganan segera. Dengan kemajuan teknologi saat ini tindakan operasi bisa dilakukan melalui sayatan kecil di perut namanya operasi memakai alat Laparoskopi.

Kista yang berukuran di bawah 8 cm bisa dioperasi dengan menggunakan laparaskopi. Bila kista besar dan dicurigai ada perlengketan dengan organ sekitarnya operasi tidak dilakukan dengan cara laparoskopi tetapi dengan Operasi Laparotomi yaitu dengan sayatan di bagian bawah perut untuk membuka rongga perut. Tindakan yang dilakukan adalah membuang kista saja atau membuang ovarium tergantung usia penderita, jenis kistanya dan tingkat kesulitannya.

Kista bisa mengenai semua kelompok umur, anak2, remaja , usia dewasa. Terbanyak pada usia reproduksi yaitu usia 20 tahun sampai 35 tahun.

Oleh karena itu kita  sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter atau segera ke dokter bila ditemui gejala2 seperti di atas.

Diharapkan setelah membaca ulasan ini Kista Ovarium tidak menjadi momok yang menakutkan lagi bagi wanita karena bila diketahui secara cepat dan ditangani secara tepat gangguan yang bisa menyebabkan sulit hamil bisa dihindari.***

dr Andi Nina Mallarangeng SpOG
(Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Awal Bros Pekanbaru)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook