Seminar Pain Awareness Awal Bros: Jangan Sepelekan Rasa Nyeri

Kesehatan | Sabtu, 24 September 2022 - 13:48 WIB

Seminar Pain Awareness Awal Bros: Jangan Sepelekan Rasa Nyeri
Para narasumber dan moderator berfoto bersama usai seminar awam Pain Awarness Month "Bye Bye Nyeri" yang digelar Pain Center Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, Sabtu (24/9/2022). (HENDRAWAN KARIMAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Rasa nyeri pada bagian tubuh sebaiknya tidak dianggap sepele. Harus ada kesadaran untuk mengantisipasi rasa nyeri agar tidak berubah menjadi derita. Persoalan rasa nyeri ini menjadi pokok pembicaraan pada seminar awam dalam rangka Pain Awarness Month "Bye Bye Nyeri" yang digelar pada Sabtu (24/9/2022).

Pada seminar yang digelar oleh Pain Center Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru itu mengingatkan, agar masyarakat meningkatkan kesadaran soal nyeri. Narasumber seminar dr Said Shofwan SpAn FIPP FIPM mengajak masyarakat untuk tidak menyepelekan hal itu.


"Ketika rasa nyeri itu dibiarkan, nanti bisa jadi nyeri akut, lalu menjadi nyeri kronis yang sulit disembuhkan. Maka ketika mulai merasa nyeri cepatlah berkonsultasi ke dokter," ungkapnya.

Rasa nyeri menurutnya ada beberapa jenis sesuai yang dirasakan pasien. Bahkan rasa nyeri bisa jadi berasal dari sel kanker. Maka dari itu penderita nyeri diajak untuk mengenali jenis nyeri yang sedang dialami.

Dengan mengetahui kondisi nyerinya, maka dr Said Shofwan menyebutkan, seorang pasien bisa menentukan jenis penanganannya.

"Harus ketahui dulu jenisnya, istilah medisnya, didiagnosa dulu. Baru bisa menetukan opsi terapi untuk pasien," ungkapnya.

Menurut dr Said, ada beberapa penyebab rasa nyeri. Ada disebabkan trauma atau peyakit, ada nyeri akut hingga nyeri kronis. Untuk nyeri kronis, bisa dikenali di mana rasa nyeri itu sudah dirasakan lebih dari tiga bulan.

Senada, narasumber lainnya dr M Iqbal SpS FIPM MG CMC juga menyarankan agar pasien mengenali rasa nyeri yang diderita. Cara satu-satu menurutnya dengan mendatangi dokter.

"Harus didiagnosa dokter, harus tepat sasaran. Seperti menembak burung, yang (bertengger) di dahan sebelah kanan, maka tembak yang di kanan. Pemeriksaan itu harus tepat sasaran," ungkap dr Iqbal.

Kalau sudah bertemu sumber dan penyebab nyeri itu, dokter bisa menentukan tindakan yang perlu diambil. Terkadang, kata dia, tinggal suntik sekali saja nyeri itu hilang. "Jadi tidak perlu minum obat yang banyak," ungkapnya.

Salah satu metode menyelesaikan masalah nyeri adalah akupuntur. Rumah Sakit Awal Bros memiliki layanan lengkap lewat Pain Center. Dokter Spesialis Akupunter dr Dian Eka Putri SpAk menyebutkan, akupuntur di Awal Bros dengan akupuntur tradisional berbeda.

Karena dokter spesialis akupuntur atau dokter umum yang sudah mendapat pelatihan akupuntur medis, akan selalu menggunakan prinsip-prinsip umum medisnya. Mereka juga bekerja berdasarkan anatomi, fisiologi dan lainnya.

"Saya juga akupuntur medis, bisa bekerja sama juga dengan dokter spesialis lainnya. Kalau akupuntur tradisional tidak bisa," ungkap dr Dian.

Akupuntur bisa dipilih untuk mengatasi rasa nyeri. Tindakan ini bisa dipilih di fase nyeri manapun. Baik ketika masih ringan maupun sudah akut.

"Akupuntur bisa dilakukan walaupun tidak sedang nyeri atau sakit, gunanya untuk menjaga tubuh agar tetap sehat," ungkapnya.

Pasien menurut dr Dian tidak perlu takut dengan tindakan medis dengan tusukan jarum tersebut. Pasalnya jarum yang digunakan sangatlah halus.

"Sebagai perbandingan, untuk jarum suntik standar yang ada lubangnya di tengah, jika dimasukkan jarum akupuntur di dalam lubang itu, bisa muat 15 batang jarum," ungkapnya.

Bagi yang benar-benar takut dengan jarum, akupuntur medis kini tidak sebatas jarum saja. Karena telah ada akupuntur laser, elektrik dan lainnya yang keamanannya dijamin dan hampir tidak ada rasa sakit.

Seminar yang dimoderatori dr Muhammad Irzal SpAn itu berlangsung dari pagi hingga siang hari. Sebanyak 140 peserta dari Bhayangakri, PIA Ardhyagarini dan komunitas senam Awal Bros di Awaloeddin Hall Rumah Sakit Awal Bros.

Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook