GAZA (RIAUPOS.CO) - Serangkaian serangan brutal Israel terhadap Jalur Gaza utara dan tengah telah menelan korban jiwa dan melukai puluhan warga Palestina.
Dilansir qudsn.co pada Selasa (21/11/2023), sampai hari ini, konflik yang telah berlangsung selama 45 hari ini sejak 7 Oktober lalu terus menambah derita bagi masyarakat di Jalur Gaza.
Serangan udara yang terus-menerus oleh Israel, yang sudah berlangsung hampir sebulan setengah, mencapai puncaknya pada hari Selasa (21/11).
Sasaran Pemboman: Jalur Gaza Utara dan Tengah
Sumber lokal melaporkan bahwa pesawat Israel menargetkan Sekolah Hafsa, sebuah tempat pengungsian di daerah Al-Falujah, sebelah barat kamp Jabalia.
Serangan ini tidak hanya menyebabkan kematian dan cedera pada para pengungsi, termasuk anak-anak dan perempuan, tetapi juga merusak sedikitnya 9 rumah di Proyek Beit Lahia.
Dalam pernyataan Kementerian Dalam Negeri Palestina di Jalur Gaza, bahwa "20 orang telah syahid ketika pendudukan menargetkan dua rumah di kamp Nuseirat" di Jalur Gaza tengah.
Gangguan Total Komunikasi
Serangan terhadap menara komunikasi di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara menyebabkan gangguan total pada layanan komunikasi dan internet di wilayah tersebut. Tindakan ini semakin mempersulit upaya evakuasi dan penanganan korban.
Pada malam sebelumnya, rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza utara juga menjadi target pemboman Israel, menewaskan lebih dari 15 orang.
Reaksi Internasional dan Evakuasi Korban Luka
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Munir Al-Bursh, mengumumkan evakuasi 200 orang korban luka dari RS Indonesia ke Jalur Gaza bagian selatan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom, menyatakan keterkejutannya atas serangan terhadap rumah sakit Indonesia. Dia menekankan bahwa petugas kesehatan dan warga sipil tidak boleh menjadi target.
Statistik Korban dan Operasi Darat Israel di Jalur Gaza
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat agresi Israel sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang syahid.
Termasuk lebih dari 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita, serta lebih dari 31.000 orang terluka, 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan
Operasi darat Israel di Jalur Gaza selama 45 hari berturut-turut semakin memperumit situasi, dengan serangan terbaru yang menghantam Sekolah Hafsa di Al-Falujah.
Sekolah Hafsa di Al-Falujah, yang sebelumnya menjadi tempat perlindungan, kini menjadi sasaran pemboman, merenggut nyawa dan melukai puluhan orang.
Proses pengangkutan korban luka dan penggalian jenazah menjadi terhambat, meningkatkan tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung.
Panggilan untuk Gencatan Senjata dan Solusi Diplomatik
Sementara dunia menyaksikan tragedi kemanusiaan di Gaza, panggilan untuk gencatan senjata dan pencarian solusi diplomatik semakin meningkat.
Komunitas internasional diharapkan untuk bersatu dalam upaya mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Selain itu, mereka juga diharapkan memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan kepada warga Palestina yang menderita.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman