PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam satu dekade terakhir, bayi tabung kian menjadi tren bagi pasangan yang sulit punya anak. Meski bisa dikatakan salah satu terobosan luar biasa dalam dunia kesehatan, bayi tabung juga rentan mengalami gangguan kesehatan.
‘’Hasil dari meta-analisis yang kami lakukan mengindikasikan adanya kaitan antara terapi kesuburan dengan risiko kanker pada anak hasil program bayi tabung,’’ kata peneliti dari pusat riset Danish Cancer Society, Copenhagen, Dr Marie Hargreave seperti dilansir laman Daily Mail.
Beruntung peneliti menekankan bahwa risiko kanker pada anak-anak yang terlahir berkat terapi kesuburan relatif rendah. Peneliti menduga risiko ini dipicu oleh sejumlah aspek dari terapi kesuburan, misalnya dari paparan hormon, preparasi sperma, embrio yang dibekukan, kondisi embrio saat sedang berkembang hingga inseminasi (pembuahan) yang tertunda.