Dampak Gadget bagi Kesehatan Mata

Kesehatan | Jumat, 13 Juli 2018 - 11:08 WIB

Dampak Gadget bagi Kesehatan Mata
dr Rudi Sinaga SpM

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - GADGET sudah sangat lekat dengan keseharian kita, terutama di kalangan generasi muda. Namun, dampaknya akan menjadi negatif jika digunakan berlebihan dalam waktu yang lama. Orangtua tak perlu paranoid ketika tahu gadget bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang remaja atau menghancurkan kemampuan bersosialisasi mereka.

Faktanya, manfaat gadget masih bisa dirasakan jika dipergunakan dalam durasi tertentu saja. Penggunaan gadget terlalu lama bisa merusak mata apalagi bila gadget dipakai untuk bermain game maupun nonton Youtobe,’’ ujar Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Awal Bros Panam dr Rudi Sinaga SpM kepada Riau Pos, Rabu (11/7).

Baca Juga :1.900 Warga Miskin Masuk Data PBIJK

Menurut dr Rudi, penggunaan gadget pada anak juga sangat berpengaruh terjadinya kelainan refraksi mata. Karena gadget dan komputer tablet memancarkan sinar biru (blue light) yang berdampak buruk bagi mata.

Paparan langsung sinar biru dapat menyebabkan kerusakan retina. Kerusakan retina yang disebabkan sinar biru dapat menyebabkan degenerasi makula. Hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral (kemampuan untuk melihat apa yang ada di depan Anda).

Agar sinar biru tidak secara langsung merusak mata, dr Rudi memberikan tips agar menjaga jarak mata dengan layar gadget. “Jangan biarkan anak terlalu mendekatkan layar gadget-nya ke mata. Atur jarak gadget 30-40 Cm dari mata. Perhatikan juga letaknya, sebaiknya agak lebih rendah dari ketinggian mata, setidaknya bagian tengah layar gadget antara 10-23 Cm di bawah posisi mata,’’ jelas dr Rudi.

Tidak hanya mengatur jarak, lanjut dr Rudi, sebaiknya cahaya ruangan tempat anak beraktivitas dengan gadget tidak terlalu terang maupun redup. Cahaya ruangan yang terlalu terang akan membuat silau dan mengganggu penglihatan. Sementara ruangan yang terlampau gelap dapat mempercepat kelelahan mata karena kontras cahaya layar gadget dengan ruangan sekitarnya jadi sangat tinggi, sehingga gadget pun akan memberikan cahaya berlebihan.

“Atur seminimal mungkin level pencahayaan layar gadget maupun tablet karena itu memberikan pengaruh besar pada kontraksi mata,’’ katanya.

Waktu penggunaan gadget pun harus dibatasi hanya satu jam per hari, dan usahakan setiap 30 menit anak beristirahat selama lima menit. Atau, terapkan rumus 20, 20 20. Setiap 20 menit penggunaan gadget, istirahatkan selama 20 detik dan ajak anak melihat benda-benda berjarak 20 kaki atau enam meter. Pastikan juga anak lebih lama bermain di luar rumah, karena sinar matahari dapat menghambat hormon yang mempercepat pertumbuhan bola mata, sehingga risiko penambahan minus mata anak lebih kecil. Jangan lupa juga ingatkan anak berkedip untuk membasahi matanya, agar tidak menimbulkan mata kering.

Dr Rudi menjelaskan,  sinar biru yang dipancarkan dari layar gadget bisa masuk ke dalam mata. Sinar biru sebagai sinar yang paling berbahaya bagi retina. Setelah menembus bagian luar mata, sinar biru akan mencapai bagian terdalam mata, yaitu retina, dan bisa menimbulkan efek jangka panjang berupa kerusakan pada retina. Pada paparan sinar biru yang berlebih, risiko seseorang untuk terkena degenerasi makula yang bisa berujung pada hilangnya kemampuan melihat, glaukoma, dan penyakit retina degeneratif. Kesehatan makula mempengaruhi kemampuan mata untuk melihat sesuatu dalam detail yang jelas.

“Pada anak-anak di bawah sepuluh tahun, hal ini akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi karena kondisi mata yang belum sepenuhnya sempurna. Lensa dan kornea mata anak masih sangat transparan dan rentan terekspos sinar, sehingga teralu banyak paparan sinar biru merupakan hal yang harus dihindari demi menjaga mata anak,’’ papar dr Rudi.

Seiring dengan perkembangan jaman, kebanyakan orang menghabiskan waktu di depan layar digital. Kegiatan-kegiatan ini menyebabkan suatu kondisi kelelahan mata yang bisa mempengaruhi produktivitas seseorang. “Gejalanya seperti pandangan yang kabur, susah fokus, mata iritasi dan kering, sakit kepala, leher, hingga punggung. Selain jarak antara mata dengan layar dan durasi penggunaan, sinar biru yang diemisikan oleh layar juga berperan sebagai faktor kunci dari kelelahan mata,’’ katanya.

Pada hari biasa maka sebaiknya membatasi penggunaan gadget dan TV. Karena pada hari tersebut anak-anak biasanya sudah sekolah. Saat Anda memberikan gadget pada anak, maka batasi permainan, program dan aplikasi yang ada terutama untuk anak yang masih kecil. “Sebagai orangtua Anda harus mendampingi dan memilih program, permainan dan aplikasi yang ada. Ini yang sering diabaikan orangtua. Karena itu, sebaginya orangtua lebih sering memberikan edukasi pada anak-anaknya akan bahaya pengggunaan gadget dengan jangka waktu lama,’’ tegas dr Rudi.

Bermain ponsel sebelum tidur sering kita lakukan dan sulit dihindari. Ada saja alasan membuka ponsel sebelum tidur, entah ingin berbincang sejenak dengan kerabat di aplikasi pesan instan, browsing, atau berselancar di media sosial media sosial. Akibatnya, jadwal tidur yang seharusnya tepat waktu jadi molor akibat terlalu asyik bermain ponsel.

Terlepas dari semua itu, risiko dari bermain ponsel terlalu lama sebelum tidur ternyata cukup berbahaya. Apalagi, jika pengguna melakukannya secara rutin. Ada sejumlah risiko kesehatan yang akan dialami pengguna jika terus-terusan bermain ponsel sebelum tidur setiap hari yakni kelelahan otak dan kerusakan mata.

Terlalu lama bermain ponsel sebelum tidur ternyata membuat otak penggunanya kelelahan. Risiko bisa saja terjadi karena durasi waktu tidur terpotong, akibatnya aktivitas di keesokan harinya terganggu akibat otak yang terlalu lelah untuk bekerja.

“Tak bisa dimungkiri, terlalu lama menatap layar ponsel pasti akan memberikan pengaruh buruk terhadap mata. Cahaya biru dari layar ponsel akan membuat retina mata jadi tegang,” sebutnya.

Agar anak terhindar dari kerusakan mata, maka sebaiknya mengonsumsi vitamin A yang banyak ditemukan dalam wortel, rimbang kuning telur dan sayuran hijau seperti brokoli, bayam yang memiliki peran penting dalam kesehatan mata, tapi konsumsi dalam jumlah banyak tidak mengurangi kelainan kerusakan mata yang ada.  “Ingatlah untuk selalu mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh kita secara keseluruhan,’’ katanya lagi.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook