PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang baik ringan maupun berat. Hal ini menunjukkan seringnya gejala ini dijumpai pada sebagian besar penderita. Sakit pinggang merupakan keluhan banyak penderita yang berkunjung ke dokter. Yang dimaksud dengan istilah sakit pinggang bawah ialah nyeri, pegal linu, ngilu, atau tidak enak di daerah lumbal berikut sacrum (tulang ekor). Nyeri pinggang atau saraf kejepit disebut dengan low back pain (LBP).
“Penyakit ini merupakan kumpulan suatu gejala, di mana terdapat keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang dirasakan pada daerah punggung, terutama pada bagian bawah. Nyeri yang dirasakan dapat menjalar dari pinggang ke kaki bagian bawah hingga ujung jari dan telapak kaki. Gejala lainnya dirasakan seperti kesemutan atau terbakar bahkan sampai kelemahan pada daerah tungkai hingga tidak dapat buang air kecil dan besar,” ujar Dokter Umum Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru dr Wendy Yolanda Rosa, Jumat (10/8).
Kejadian sindrom ini bergantung pada usia. Di Amerika Serikat angka kejadian mencapai 15-30 persen per tahunnya. Sekitar 80 persen individu yang berusia lebih dari 60 tahun pernah mengalami LBP, sedangkan untuk usia lebih dari 40 tahun berkisar 40 persen. LBP juga dikatakan merupakan penyebab utama dari disabilitas seseorang dengan usia lebih dari 50 tahun.
Selain itu, seseorang dengan pekerjaan yang posisi duduknya lebih dari 6 jam sehari maupun dengan aktivitas berat seperti mengangkat atau memindahkan beban berat yang dikerjakan secara terus menerus juga sangat berisiko terkena sindrom ini. Faktor risiko lainnya adalah obesitas, usia dan tingkat stres seseorang (psikosomatis).
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
A. Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa Ahad. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, atau jaringan sekitar.
Pada kecelakaan yang lebih serius, patah pada tulang belakang sehingga menekan saraf dapat terjadi. Sampai saat ini penatalaksanaan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik. Pada kasus lebih serius diperlukan pembedahan
B. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. “Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor,” sebutnya.
Di samping hal tersebut, terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah trauma, infeksi, neoplasma, degenerasi, kongenital.
Low back pain sendiri disebabkan oleh kelainan pada 2 komponen yaitu tulang belakang dan jaringan lunak di sekitarnya (otot, ligamen, pembuluh darah dan saraf). Penderita LBP yang tidak spesifik yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan, bed rest, penggunaan support tulang punggung (korset) maupun fisioterapi rutin selama periode waktu tertentu. Pada kondisi yang lebih berat, sindrom ini hanya dapat disembuhkan melalui tindakan pembedahan.
“Oleh sebab itu, untuk mencegah sindrom penyakit ini dapat dengan menerapkan pola hidup sehat dengan cara seperti berolahraga secara teratur. Olahraga dapat dilakukan di rumah, seperti melakukan senam/yoga atau sepeda statis dengan periode 2-3x sepekan durasi minimal 15-20 menit setiap harinya. Bersepeda dan berenang merupakan olahraga yang paling disarankan untuk kesehatan tulang belakang,” terangnya.***
Laporan HENNY ELYATI, Pekanbaru