WABAH CORONA

Covid-19 Delta, Sembuh Lebih Cepat, tapi Bisa Lebih Parah

Kesehatan | Minggu, 11 Juli 2021 - 14:03 WIB

Covid-19 Delta, Sembuh Lebih Cepat, tapi Bisa Lebih Parah
ILUSTRASI (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Saat seseorang melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) umumnya terlihat hasil CT Value dari laboratorium. CT Value adalah Cycle Treshold. Hasil CT Value ternyata bisa menentukan seseorang sudah tertular varian Delta.

Ternyata jika CT Value Anda semakin rendah, patut dicurigai sudah tertular varian Delta. Ciri lainnya, angka kesembuhan lebih cepat namun bisa saja tiba-tiba parah.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pihaknya menentukan data epidemiologis varian Delta dengan cara mengukur rata-rata CT Value pasien Covid-19 di daerah. Varian Delta, kata dia, saat ini memang menjadi nomor satu varian dominan sesuai penelitian di Inggris. Jika CT lebih rendah, masa aktifnya lebih cepat.

“Keparahan CT Delta lebih rendah, kemudian masa aktifnya lebih cepat. Jadi jika terkena varian Delta sembuhnya lebih cepat, tapi meningkat keparahannya juga lebih cepat. Maka intervensi di RS berbeda,” kata Menkes Budi baru-baru ini.

Ia memberikan contoh simulasi di Sumatera Barat. “Angka CT Value pasien rata-rata lebih kecil yakni sebanyak 8,22 persen CT Value di bawah 10,” jelas Menkes Budi.

Lalu di Jakarta, Kudus, dan Bangkalan, profil varian Delta juga menunjukkan CT Value di bawah 10. Maka menurutnya, dengan melihat rata-rata CT pasien saja, sudah bisa ditebak suatu wilayah tertular varian Delta.

“Dengan komparasi begini, menduga bahwa daerah-daerah yang CT-nya rendah sudah dimasukkin Delta,” jelasnya.

“Varian Delta ini lebih cepat penularannya. Cara perawatan di RS juga berbeda,” katanya.

Lalu untuk mengatasinya tingkat testing harus lebih agresif. Di Sumatera Barat 63 persen pasien Covid-19 rata-rata CT-nya di bawah 20.

“Kita sudah ambil keputusan, arahkan agar setiap uji PCR sudah dimasukkan ke sistem. Agar bisa antisipasi, di mana daerah-daerah yang terkena varian Delta,” katanya.

Maka menurutnya, untuk bisa mengantisipasi varian delta penting untuk melakukan testing agresif. Sehingga konversi tempat tidur RS, isolasi, dan oksigen bisa lebih diantisipasi lagi.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook