SATU PASIEN DARI KAPAL DIAMOND PRINCESS

Lagi, Dua WNI Positif Corona

Kesehatan | Senin, 09 Maret 2020 - 10:39 WIB

WARGA Negara Indonesia (WNI) yang positif Covid-19 terus bertambah. Ahad (8/3), pemerintah mengumumkan ada dua lagi pasien yang positif terpapar virus corona itu. Total pasien positif corona di Indonesia saat ini menjadi menjadi 6 orang. Kasus 5 adalah kasus yang berasal dari Jakarta dalam acara klub dansa. Sementara untuk kasus 6 adalah pasien dari kapal Diamond Princess.

"Kita menambah dua kasus positif lagi. Ini hasil kasus lanjutan tracing kluster Jakarta. Bahwa yang bersangkutan confirmed Covid-19," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Ahad (8/3). Kedua kasus baru ini berjenis kelamin laki-laki. Kondisi keduanya sejauh ini masih stabil.


"Kondisi dua-duanya stabil, tidak ada infus, tidak demam, dan tidak pilek. Jadi kondisinya dalam keadaan baik," kata Yurianto. Kasus 6 atau pasien 6 adalah berasal dari kapal Diamond Princess yang sempat bersandar di Yokohama, Jepang. Kapal itu memang

 

 

dinyatakan sebagai epicentrum baru karena penularannya mencapai 15 persen.

"Kasus pasien 6 adalah impor case yang dia dapatkan di Jepang sebagai ABK di Diamond Princess," katanya.

Keduanya kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Kasus pasien 6 sebelumnya memang sudah dicurigai dari 68 penumpang lainnya karena sudah menunjukkan gejala mirip Covid-19 dan akhirnya dinyatakan positif.

Waspada Media

Penularan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menghimbau kepada umat Islam agar membawa sajadah atau alas untuk sujud lainnya secara mandiri ketika hendak melakukan salat sebagaimana yang juga dianjurkan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI). Hal itu bertujuan untuk menghindari adanya potensi penularan virus corona (Covid-19), juga kuman atau bakteri jahat lain yang dapat merugikan tubuh saat melakukan salat, terutama pada saat sujud.

Menurut Doni, ada potensi terjadi penularan dari tempat sujud umat Islam ketika melakukan ibadah, khususnya apabila hal itu di masjid di tempat-tempat umum. Oleh karena itu, Doni meminta agar umat Islam selalu membawa perlengkapan salat secara mandiri.

"Kita semua tahu, saat sujud mulut dan hidung kita bersentuhan dengan tempat sujud. Kalau ada orang kena penyakit, virusnya nempel. Satu jam kemudian ada yang salat di tempat yang sama bisa menular," kata Doni, Ahad (8/3).

Selain itu, untuk lebih meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat beribadah di masjid atau musala yang berada di tempat umum, petugas dewan masjid bersama takmir masjid juga diimbau untuk selalu melakukan sanitasi. Hal yang bisa dilakukan di antara adalah menjaga kebersihan lantai masjid/musala dengan cairan disinfektan. Menjaga kebersihan karpet dan alas salat secara rutin/konstan menggunakan vacum cleaner/alat pembersih lain sangat dianjurkan."Selain itu jamaah yang sedang batuk, demam dan mengalami gejala seperti flu agar beribadah di rumah hingga sembuh," imbau Doni.

Di samping itu, tempat wudhu juga perlu sesekali dibersihkan dengan desinfektan. Doni juga berharap para takmir masjid ikut mengawasi penyebaran serta penularan virus Covid-19 dan tanggap dengan melaporkan apabila ada masyarakat yang dicurigai terdampak di lingkungan masjid/musala.

Selain menjaga kebersihan ditambah menggunakan peralatan salat secara mandiri, hal terpenting lain yang juga harus diketahui agar terhindar dari penularan virus Covid-19 adalah dengan menjaga imunitas tubuh dan menerapkan pola hidup sehat.

"Imun tubuh yang dijaga dengan baik melalui kegiatan olahraga, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, menghindari stres dan pikiran tenang menjadi modal kuat untuk memerangi virus Corona dan penyakit lain," tutup Doni.

Nota Dinas Penanganan Pasien Corona Hoaks

Warga Bengkalis dihebohkan dengan foto sebuah nota dinas berkop RSUD Bengkalis yang ditujukan kepada petugas RSUD Bengkalis terkait adanya pasien suspect virus corona. Dalam nota dinas tersebut meminta tenaga medis yang ditunjuk untuk melakukan perawatan terhadap pasien suspect corona sejak tanggal surat dikeluarkan.

Nota dinas tersebut bertulisan dari Direktur RSUD Bengkalis. Pada bagian bawa nota dinas tersebut tertulis nama Plt RSUD Bengkalis Ersan Saputra. Menjadi tandatanya, nota dinas tertanggal, Sabtu (7/3) ini tidak ditandatangan Plt RSUD Bengkalis. Bahkan pada nomor surat juga masih dalam keadaan kosong. Nota dinas ini sempat beredar di media sosial warga Bengkalis, Sabtu (7/3) sore. Saat dikonfirmasi Plt Direktur RSUD Bengkalis Ersan Saputra membantah telah mengeluarkan nota dinas tersebut.

"Hoaks nota dinas yang beredar tersebut. Tidak benar. Entah siapa yang membuatnya," terang Ersan Saputra saat dikonfirmasi, Ahad (8/3) pagi.

Menurut Ersan, dia tidak pernah memerintahkan siapa pun untuk membuat nota dinas untuk perawatan pasien suspect corona. Jadi nota dinas yang beredar bukan dikeluarkan RSUD Bengkalis. Meskipun demikian, Ersan mengatakan saat ini memang ada satu pasien yang dirawat di RSUD Bengkalis dari rujukan puskesmas dengan keluhan demam, batuk serta sesak napas. Pasien ini mempunyai riwayat baru pulang dari daerah terjangkit yakni Malaysia.

"Makanya kami lakukan perawatan sesuai SOP pasien yang suspect corona. Namun kalau nota dinas tidak ada kita keluarkan," ungkap Ersan Saputra.

Sementara itu, pasien yang dirawat ini memang akan dipantau perkembangannya selama dirawat di RSUD Bengkalis. Secara perjenjang sudah dilaporkan pihak RSUD ke Pemprov Riau.  "Kita lihat perkembangan pasien ini setelah lima hari dan enam hari ke depan. Untuk menentukan suspect tentu harus menjalani rangkaian pemeriksaan terlebih dahulu," terang Ersan.

Kalau memang negatif tidak mungkin dilakukan perawatan terhadap pasien ini berlama-lama. Menurut Ersan dari pemeriksaan epidemologi dilakukan Dinas Kesehatan pasien ini memang dari awal sudah punya penyakit bawaan, yakni penyakit paru-paru. "Hari Senin nanti (hari ini, red) akan diklarifikasi oleh Dinas Kesehatan, kami sedang melakukan penyelidikan epidemologi dari pasien tersebut," tambahnya.

Sementara itu Direktur RSUD Mandau dr Sri Sadono Mulyanto sudah menjelaskan tidak ada pasien suspect (terduga) corona yang dirawat. Yang ada hanya pasien flu, batuk pulang dari umrah yang diobservasi di ruang khusus. Meski begitu, kabar pasien suspect corona di RSUD Mandau itu terus merebak. Yakni melalui pesan berantai WhatsApp Grup hingga media sosial yang menyebut informasi pasien suspect corona sudah ada di Duri dan sedang dirawat di RSUD Mandau.

Terkait informasi yang beredar ini, Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis dr Ersan Saputra pun angkat bicara. Ersan tak mau informasi keliru dan menyesatkan itu menimbulkan kepanikan di masyarakat. Kabupaten Bengkalis saat ini masih dalam status aman. Artinya belum ditemukan baik itu suspect (terduga) ataupun yang terjangkit virus corona atau Covid-19," tegas Ersan, kemarin.
Dijelaskannya, pasien yang dirawat di RSUD Mandau bukan pasien corona. Hanya flu biasa. Namun, sesuai SOP, pasien ini tetap dilakukan pengawasan karena ada riwayat pulang dari luar negeri. "Sesuai protap, pasien ini harus diobservasi selama 14 hari di ruang khusus. Walau pasien tidak demam atau radang tenggorokan dan tidak ditemui gejala-gejala terkena virus corona. Sebab masa inkubasi virus ini berlangsung selama 14 hari," ungkapnya lagi.

Kondisi Membaik,

Tetap Diisolasi

Dalam pada itu, pasien suspect Covid-19 (corona) masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSUD Kota Dumai. Pasien sudah dirawat Ahad (8/3) sudah hampir enam hari menjalani perawatan sejak masuk ruang isolasi pada Selasa (3/3) lalu.

"Setiap hari kami pantau. Korban terus membaik," ujar Sekretaris Diskes Kota Dumai dr Syaiful, Ahad (8/3).

Kendati dalam kondisi terus membaik, pasien belum boleh keluar dari ruang isolasi. Pasalnya belum adanya hasil laboratorium yang keluar.

"Hasil itu masih kami tunggu. Pasalnya pemeriksaan laboratorium tidak di Dumai," terangnya.

Ia mengatakan petugas medis yang merawat juga menggunakan peralatan lengkap termasuk menggunakan baju astronot.  "Petugas melakukan perawatan sesuai dengan SOP yang ada," terangnya.

Ia mengatakan semua biaya perobatan selama isolasi terkait dengan Covid-19 ditanggung pemerintah dalam hal ini Kemenkes RI.  "Jadi biaya gratis, tidak tanggung jawab pasien," tuturnya.

Sementara itu Direktur RSUD Kota Dumai drg Ridhonaldi tidak memberikan jawaban terkait perkembangan pasien suspect Covid-19. Riau Pos mencoba menghubungi lewat nomor seluler berkali-kali tidak memberikan jawaban. Begitu juga pesan WhatsApp yang disampaikan tidak dibalas.(jpg/hen/esi/hsb/ted)

 

Laporan: JPG









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook