DR EKO HAMIDIANTO SPB

Tumor pada Payudara

Kesehatan | Minggu, 06 Mei 2018 - 14:26 WIB

Tumor pada Payudara
dr Eko Hamidianto SpB

(RIAUPOS.CO) - TUMOR pada payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara terus menerus. Risiko terjadinya tumor payudara akan meningkat seiring dengan pertambahan usia dan perubahan yang signifikan dalam gaya hidup masyarakat.Penyebab pasti tumor payudara sampai saat ini juga belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor risiko yang telah diketahui menjadi penyebab meningkatnya tumor payudara.

Tumor payudara dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak yang paling sering dijumpai adalah fibroadenoma mamae (FAM). FAM paling sering dijumpai pada usia muda. Sedangkan tumor ganas atau kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita (22 persen dari semua kasus kematian kanker pada wanita) dan penyebab kematian paling umum pada wanita antara usia 35 tahun dan 55 tahun.  


Risiko kanker payudara meningkat dengan pesat saat menopause. Risiko tinggi terjadi pada wanita usia 60 tahun ke atas dan memiliki kesempatan 3-4 persen menderita kanker payudara selama satu  dekade kehidupan mereka.

"Diagnosis tumor payudara dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dasar dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi anatomi. Diagnosis dini suatu tumor payudara akan meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka mortalitas serta morbiditas," ujar Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru dr Eko Hamidianto SpB, Jumat  (4/5).

Anatomi Payudara

Payudara merupakan organ yang berperan dalam proses laktasi/menyusui, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita. Payudara terletak antara  iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi kecil/atrofi pada usia lanjut.

Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu (lobulus)  yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus. Struktur lainnya adalah jaringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus yang tersusun sirkular.

Jaringan lemak yang membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri dari lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon dari signal hormonal.

Terdapat tiga hormon yang mempengaruhi payudara yaitu estrogen, progesteron dan prolaktin yang menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus/rahim mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Areola adalah area hiperpigmentasi di sekitar puting/nipple.

Jaringan payudara didukung oleh ligamentum suspensorium cooper. Ligamen ini berjalan sepanjang parenkim dari fasia dalam dan melekat ke dermis. Jika ligamentum ini memendek oleh infiltrasi sel kanker, akan menarik dermis yang memberikan gambaran skin dimpling. Tidak ada otot dalam payudara, tapi otot terletak di bawah payudara dan menutup iga.

Aliran darah kulit payudara tergantung pada pleksus subdermal, yang terhubung dengan pembuluh darah dalam (deeper vessel) yang mensuplai darah ke parenkim payudara. Suplai darah berasal dari, (1) perforator arteri mamaria interna, (2) arteri torakalis lateralis, (3) arteri torakodorsalis, (4) perforator arteri interkostalis, dan (5) arteri torako akromialis.

Innervasi/persarafan sensoris berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial nervus interkostalis T3-T5. Nervus supraklavikula yang berasal dari fleksus  servikalis juga mempersarafi bagian atas dan lateral payudara. Pembuluh limfatik berjalan di tepi lateral muskulus pektoralis mayor dan bersatu dengan kelenjar getah bening pektoral yang mengiringi pembuluh darah torakalis lateralis.

Kelenjar getah bening menyebar ke muskulus seratus anterior dari sini aliran limfatik kemudian ke kelenjar getah bening aksila.

Fisiologi Payudara

Perkembangan dan fungsi payudara dipengaruhi oleh berbagai hormon. Berikut adalah tahapan perubahan perkembangan payudara:

Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa hidup pubertas, masa fertilitas sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang di produksi ovarium dan juga hormon hipofise telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan.

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

Etiologi dan Faktor Risiko Tumor Payudara

Sampai saat ini penyebab pasti tumor payudara belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang teridentifikasi yaitu :









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook