JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Otak manusia memiliki fungsi yang paling sentral. Otak menjadi fungsi utama susunan saraf pusat. Sejumlah penyakit juga bisa dialami otak salah satunya tumor hingga stroke.
Tim bedah saraf Siloam Hospitals, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Dr dr Eka Wahjoepramono, SpBS(K) PhD mengatakan dengan lebih dari 100 miliar sel saraf (neuron), otak mampu menjalankan berbagai fungsi tubuh. Menurutnya, kemampuan otak manusia dalam membangun ide dan kreativitas menjadikan manusia berbeda dengan hewan.
“Kemampuan otak manusia ditentukan bukan semata-mata melalui jumlah sel saraf, tetapi melalui hubungan yang terbentuk antar sel saraf tersebut (sinaps). Semakin banyak sinaps yang terbentuk, maka semakin tinggi kapasitas otak dalam memproses informasi,” katanya dalam diskusi bersama Siloam Hospitals Kupang, baru-baru ini.
Ia menambahkan sinaps otak bisa dipicu oleh berbagai aktivitas otak, di antaranya adalah belajar dan berpikir. Sebaliknya, sinaps otak juga bisa mengalami kerusakan akibat berbagai hal, di antaranya merokok dan penggunaan narkoba.
Hal senada diungkapkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Ia mengajak masyarakat untuk hidup sehat karena saat ini tren penyakit stroke dan kanker bergeser ke usia muda.
“Dan ketika bicara tentang dunia medis orang akan lebih memilih pergi ke Singapura, Malaysia dan lainnya. Tetapi ternyata Indonesia tak kalah menangani pasien dengan penyakit di otak dan lebih dari mampu untuk bedah tumor otak, kanker dan penyakit otak lainnya,” tutur Viktor.
Ancaman Penyakit pada Otak
1. Stroke
Tren penyakit stroke ini makin meningkat sementara Covid-19 semakin menurun. Sehingga para dokter spesialis harus rajin sosialisasi ke masyarakat untuk mengoptimalkan citra MRI yang ada sekaligus menjadi tindakan preventif bagi masyarakat agar tidak terkena stroke.
Stroke digolongkan kedalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Serangan stroke dapat terjadi tiba-tiba pada siapa saja, baik ia dalam keadaan istirahat atau sedang melakukan kegiatan tertentu, di rumah atau di tempat kerja atau bahkan saat melakukan olah raga sekalipun.
Tata Laksana Pengobatan Stroke
Prof Eka juga menekankan jangan biarkan diri stroke, maka wajin rajin periksa kesehatan dan jaga pola makan. Penanganan pasien stroke dapat melibatkan tim multidisiplin. Misalnya tim dokter spesialis saraf, bedah saraf, radiologi-intervensi hingga rehabilitasi medis berkompeten.
Selain itu dalam mendukung pemeriksaan dan penanganan pasien stroke dilakukan dengan teknologi seperti MRI dan MRA, tindakan minimal invasif DSA (Digital Subtraction Angiography). Alat kateterisasi untuk tindakan Digital Subtraction Angiography (DSA) yakni alat atau teknik yang dipakai untuk menggambar pembuluh darah dengan menyemprotkan zat kontras (Iodine) agar bisa dideteksi alat X-ray melalui film.
“Menangani kasus stroke sedini mungkin merupakan target utama tim multidisiplin untuk memperkecil kerusakan saraf yang terjadi sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya gejala sisa pasca stroke, resiko komplikasi dan resiko kematian,” katanya.
2. Tumor Otak
Tumor otak adalah sekumpulan atau pertumbuhan sel abnormal bersifat kanker atau non-kanker di otak.Tumor dapat mulai di otak, atau kanker di tempat lain dalam tubuh dapat menyebar ke otak.
Tatalaksana Pengobatan Tumor Otak
Prof Eka menegaskan masyarakat juga jangan takut chek up kesehatan, karena tumor otak ukuran kecil akan jauh lebih mudah diangkat dibanding sudah membesar. Dalam laman Kemenkes disebutkan tatalaksana dapat bermacam-macam.
Salah satunya, radioterapi merupakan salah satu bagian penting dari penatalaksanaan tumor otak maligna. Lalu ada pembedahan. Terapi pembedahan termasuk dalam terapi definitif tumor otak.
Kemoterapi, merupakan terapi adjuvan yang hanya diberikan untuk kasus tumor otak tertentu. Dan berbagai tatalaksana terapi lainnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman