cahaya buatan, tapi dari cahaya perapian. Kemungkinan lain juga akan menguji simulasi cahaya bulan yang berbeda dan dampak pada tidur peserta di laboratorium,’’ ungkap Cajochen.
Cajochen telah menyelesaikan studi laboratorium tentang masalah tidur, yang hasilnya bisa meninjau bukti kemungkinan efek bulan pada manusia. Selama empat tahun, para peneliti telah memantau aktivitas otak, gerakan mata, dan sekresi hormon dari 33 relawan di laboratorium. Semua peserta dalam keadaan sehat, memiliki kualitas tidur yang baik, dan tidak mengonsumsi obat-obatan.
Setelah meninjau data mereka, para ilmuwan menemukan selama masa bulan purnama, aktivitas otak yang berkaitan dengan tidur nyenyak turun 30 persen. Orang-orang juga rata-rata tidur lima menit lebih lama dari biasanya dan mereka tidur 20 menit lebih sedikit dari waktu normal.