Bahkan untuk kematian akibat kanker, risiko yang ditemukan peneliti mencapai empat kali lebih tinggi. Hal ini karena kadar hormon IGF-I tertinggi ada pada partisipan yang mengonsumsi banyak protein hewani, dan risiko kematian dininya sama besar dengan risiko kanker yang dirasakan perokok. Sedangkan untuk partisipan yang mengonsumsi protein dalam jumlah sedang, risiko kematian akibat kankernya hanya kali lipat.
Beruntung peneliti juga menemukan bahwa konsumsi makanan berbasis tanaman seperti kacang-kacangan dan biji-bijian dapat mengurangi risiko tersebut. ‘’Intinya, konsumsi protein dalam level aman dan cobalah untuk mendapatkan asupan protein dari produk nabati saja,’’ kata peneliti, Dr Valter D Longo, seperti dilansir laman CBS News.
Para peneliti mengamati 6.318 partisipan berusia di atas 50 tahun. Rata-rata 16 persen dari total kalori harian mereka berasal dari protein, dan dua pertiganya merupakan