berbahaya untuk menyimpan lemak karena dapat meningkatkan risiko gangguan jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
‘’Ditambah lagi remaja merupakan kelompok berisiko karena gaya hidupnya. Gaya hidup mereka cukup mengkhawatirkan karena mereka mulai berani mengambil keputusan sendiri terkait apa yang mereka ingin makan dan tidak, dan mereka juga tengah melalui masa di mana banyak dari mereka yang berhenti melakukan olahraga tertentu,’’ tutur Dr Labayen.
Peneliti mengukur kadar lemak partisipan dengan menggunakan sebuah mesin yang disebut Dexa (dual energy X-ray absorptiometry) yang memberikan informasi tentang jumlah otot dan massa lemak pada tiap-tiap bagian tubuh. Tidak lupa pola makan dan aktivitas fisik partisipan juga dinilai oleh peneliti. (nhk)