PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ketika depresi, banyak orang memilih membeli obat untuk mengatasinya. Baik yang diresepkan dokter atau yang dijual bebas. Namun, apakah obat depresi benar-benar diperlukan? Kapan sebenarnya kita baru perlu mengonsumsi obat depresi?
Pulkit Sharma, psikolog dan psikoanalisis terapis klinis membantu menjawab pertanyaan ini.
1. Jenis depresi
‘’Depresi terdiri dari depresi ringan, sedang atau berat berdasarkan intensitas, frekuensi dan durasi gejala. Selain itu banyak orang bisa mengalami gejala peralihan yang menyerupai depresi dalam keadaan stres,’’ kata Dr Sharma, seperti dilansir laman Health Me Up.