penyakitan dan pada akhirnya mendatangkan risiko kematian dini lebih besar pada orang yang mengalaminya,’’ tuturnya.
Akan tetapi, bila hanya salah satu pihak yang merasakan hal ini, maka risikonya juga lebih sedikit. Yang pasti, efeknya tidak berbeda antara pria maupun wanita. ‘’Mereka cenderung berinteraksi atau memproses informasi dari pasangannya dengan cara yang membuat mereka makin stres atau malah menekan potensi dukungan di dalam hubungan. Pada akhirnya ini akan mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular mereka,’’ ungkapnya.
Dr Uchino dan rekan-rekannya tertarik menggali bagaimana kompleksitas hubungan ini dapat memprediksi kesehatan kardiovaskular seseorang. Mereka kemudian meminta 136 pasangan dengan usia rata-rata 63 tahun untuk mengisi kuesioner. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur kualitas hubungan pernikahan mereka, sekaligus tinggi rendahnya dukungan dari pasangan. Secara spesifik, kuesioner itu menunjukkan apakah