Peneliti dari University of Auckland, Selandia Baru menemukan, luka yang ada di kulit akan pulih tiga kali lebih cepat pada orang-orang yang menuliskan tentang pengalaman traumatis dalam hidup mereka, dibandingkan dengan orang-orang yang hanya mendokumentasikan aktivitas harian mereka.
Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti meminta 50 partisipan, baik pria maupun wanita, untuk menulis selama 20 menit setiap hari selama tiga hari berturut-turut. Sebagian partisipan menuliskan tentang pengalaman yang membuat mereka sedih atau marah (negatif) dan mengekspresikan emosi terdalam mereka ke dalam tulisan tersebut. Sisanya menuliskan tentang berbagai aktivitas yang mereka rencanakan untuk dilakukan keesokan harinya tanpa menyelipkan emosi apapun ke dalamnya.
Dua minggu kemudian, seluruh partisipan menjalani biopsi kulit (suatu tindakan pengambilan dan pemeriksaan jaringan untuk mendiganosis sesuatu). Setiap partisipan diambil kulit lengannya sepanjang 4 mm, lalu tingkat pemulihan masing-masing