memiliki defensive peripersonal space yang besar, kata peneliti.
Hal ini dibuktikan oleh Dr Chiara Sambo dan Dr Giandomenico Iannetti dari University College London dengan merekrut 15 orang yang berusia antara 20 tahun hingga 37 tahun, dan memberi mereka sebuah tes untuk mengetahui tingkat kecemasan mereka dalam situasi-situasi tertentu.
Dengan kata lain, orang yang mudah cemas akan melihat ancaman jauh lebih dekat daripada mereka yang tidak gampang gelisah, meski mungkin ancaman yang dimaksud sebenarnya terletak pada jarak yang sama di antara keduanya. Kendati begitu otak mereka tidak memicu reaksi defensif sama sekali, otak hanya bisa mengendalikan intensitas reaksinya saja.
Selain diberi tes untuk mengetahui tingkat kecemasan, peneliti juga memanfaatkan sebuah stimulus elektrik yang nantinya diletakkan pada salah satu saraf di tangan