dalam beberapa bulan dan tahun setelah serangan jantung, ada peningkatan risiko gagal jantung atau masalah lain. Terobosan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Namun, menurut Direktur Medis di British Heart Foundation yang mendanai studi itu, Profesor Weissberg, mereka tidak memiliki cara untuk mengetahui berapa banyak kerusakan yang disebabkan selama serangan jantung dan berapa banyak selama reperfusi. ‘’Tapi itu adalah asumsi yang masuk akal untuk mengatakan bahwa jika kita bisa mengurangi kerusakan reperfusi, maka kita bisa mengurangi risiko gagal jantung,’’ ungkapnya. (nhk)