MENUJU ZERO STUNTING

Pemkab Berhasil Kurangi Jumlah Lokus

Kepulauan Meranti | Jumat, 16 Oktober 2020 - 11:37 WIB

Pemkab Berhasil Kurangi Jumlah Lokus
Irwan Nasir

MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Kabupaten Kabupaten Kepulauan Meranti berhasil tekan pertumbuhan stunting di 16 desa yang ditetapkan sebagai lokus sebelumnya.  

Dampaknya lokus stunting di daerah tersebut turun, sehingga proyeksi penuntasannya fokus di 12 desa dari 101 desa dan kelurahan yang tersebar di Kepulauan Meranti.  


Keberhasilan itu dihargai oleh tim penilai kinerja pencegahan dan penurunan stunting 2020-2021 dari Bappedalitbang Provinsi Riau.  

Mereka mengukuhkan Pemkab Meranti menjadi pemda terbaik dari 12 kabupaten dan kota di Riau dalam penuntasan stunting. Bahkan Pemkab Meranti dapat menyabet seluruh kategori yang mereka sediakan. 

Adapun penghargaan yang diraih sesuai pengumuman yang disampaikan Ketua Tim Penilai, Herianto adalah, peringkat I daerah yang menerapkan aksi konvergensi stunting 1-4 dengan poin 39.

Peringkat I kabupaten paling inspiratif dalam penuntasan stunting dengan poin 37.9. Peringkat I kabupaten paling replikatif dalam penuntasan stunting dengan poin 37.9. Peringkat II kabupaten paling inovatif dalam penuntasan stunting. Penghargaan itu diumumkan kemaren (14/10). 

Penghargaan itu dijadikan motor penggerak hingga misi zero stunting dapat terwujud dengan cepat.  Untuk menggesa penuntasan stunting di daerah lokus, Pemkab Meranti dikatakan Bupati Meranti Irwan Nasir akan menjadikan desa lokus stunting sebagai lokasi prioritas pelaksanaan program strategis semua OPD.  Dengan begitu penuntasan stunting dapat dilakukan dengan cepat.

"Kuncinya mengintegrasikan semua OPD untuk membenahi sektor, jadi masalah stunting ini harus diselesaikan secara keroyokan dan tidak bisa dikerucutkan disatu sektor," ujarnya.

Secara rinci angka keberhasilan Meranti dalam menekan angka stunting di 12 lokus dari 16 desa yang menjadi lokus stunting adalah Desa Tenggayun Raya, Rangsang Pesisir, dari 17 kasus menjadi 10 kasus. Desa Tanjung Darul Takzim, Tebingtinggi Barat, dari 20 kasus menjadi 16 kasus. Batang Malas, Tebingtinggi Barat, dari 30 kasus menjadi 11 kasus.

Lanjut, Desa Tanjung Kulim, Merbau, dari 35 kasus menjadi 14 kasus. Desa Mantiasa, Tebingtinggi Barat, dari 48 kasus menjadi 22 kasus dan Desa Tanjung Pranap, Tebingtinggi Barat, dari 39 kasus.(gem)

Laporan: WIRA SAPUTRA (Selatpanjang)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook