SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Satgas Covid 19 Kepulauan Meranti sepakat mengikuti ketentuan perjalanan dalam negeri yang tertuang dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Gubernur Riau Syamsuar, Selasa (13/7/21).
Dengan demikian setiap calon penumpang kapal domestik keluar dan memasuki wilayah Kepulauan Meranti akan diperketat. Pengetatan dengan pengawasan penuh mulai diberlakukan Rabu (14/7/21) ini.
Kebijakan tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Ketua Satgas Covid-19, AKBP Wimpiyanto SIK, yang diikuti oleh Sekda Kamsol beserta jajaran, Selasa (13/7/21) malam, di Indobaru Selatpanjang.
Selain mereka, rapat itu juga dihadiri Komandan Posal Selatpanjang Letda Laut Jerry Hendra, juga jajaran Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang diwakili oleh Petugas Keselamatan Berlayar Suharto.
"Dari hasil rapat malam ini terdapat beberapa poin telah disepakati. Salah satunya memberlakukan ketentuan pengetatan peraturan bagi penumpang dalam provinsi dan luar provinsi yang keluar masuk Meranti," ungkapnya.
Secara rinci, terhadap calon penumpang antarkabupaten/kota di Riau yang keluar-masuk Kepulauan Meranti diwajibkan melengkapi kartu atau sertifikat vaksinasi, minimal dosis pertama. Selain itu harus melampirkan e-HAC atau riwayat perjalanan secara jujur.
Sedangkan untuk calon penumpang antarprovinsi yang keluar-masuk di Kepulauan Meranti, juga sama. Wajib mengantongi sertifikat vaksinasi minimal dosis pertama. Bahkan menurut Eko, calon penumpang harus melengkapi surat keterangan negatif Rapid PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 2x24 jam sebelum berangkat.
"Aturan ini wajib. Kami akan memperketat pengawasan oleh tim gabungan di seluruh pintu masuk. Terutama di Pelabuhan Domestik Tj Harapan Selatpanjang. Jika tidak lengkap, maka calon penumpang kami minta harus putar balik," ungkapnya.
Begitu juga penyedia transportasi umum, tim gabungan akan rutin melakukan pengecekan armada jelang keberangkatan.
"Kami minta penyedia tranportasi itu untuk mematuhi jarak aman penumpang, minimal 50 persen dari kapasitas kapal," ungkapnya.
Langkah ini dilakukan, menurut Eko, sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 yang diasumsikan akan bertambah jika tidak dilakukan pengetatan secara ekstra.
Dari data Satgas Covid-19 Kepulauan Meranti, beberapa hari belakangan jumlah sebaran warga yang terjangkit kian mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelumnya tidak lebih dari 30 kasus, dua hari terakhir naik menjadi dua kali lipat.
Seperti di sampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Meranti, jumlah kasus aktif yang tersebar mencapai 64 kasus. Sementara jumlah total sebaran kumulatif sebanyak 1135 kasus, sembuh 1039 kasus, dan yang meninggal dunia tercatat 32 kasus.
"Dari total kasus aktif di Kepulauan Meranti dominan terjadi di Teluk Belitung sebanyak 27 kasus. Seluruh pasien berasal dari PT EMP Malacca Strait. Untuk itu wilayah operasional kami tetapkan sebagai zona merah," ungkapnya.
Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Hary B Koriun