SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Kepulauan Meranti diserang orang tak dikenal (OTK). Peristiwa itu berlangsung Rabu (11/3) sekitar pukul 17.30 WIB. OTK berbadik menyerang petugas yang berjaga di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Aksinya berhasil digagalkan dengan tembakan. Ia tewas tepat di ruang tersebut.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 20.27 WIB, Mapolres Meranti seketika disterilkan dari pengunjung. Saat itu tampak juga jajaran petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dan OTK masih berada di dalam ruang SPKT. Pukul 20.05 WIB ambulans Puskemas Alai Kecamatan Tebingtinggi merapat ke Mapolres, namun setibanya di TKP, korban tidak langsung dievakuasi dari Pos SPKT.
Sekitar pukul 22.00 WIB, suasana Mapolres Meranti mulai mencekam. Ratusan warga berkumpul di depan pagar Mapolres. Tidak lama kemudian, Wakil Bupati (Wabup) Kepulauan Meranti Said Hasyim dan sejumlah anggota tiba di lokasi. Di sana, Said Hasyim dan jajaran DPRD Meranti mengimbau warga tetap tenang. Hendaknya jangan terprovokasi oleh kabar yang tidak benar, agar sejarah "Meranti Berdarah" (bentrokan masyarakat dan polisi) tidak terulang.
"Bagi masyarakat untuk tetap tenang. Berikan waktu kepada polisi bekerja. Jangan termakan dengan kabar yang tidak benar. Kita percayakan ke pihak kepolisian," ujarnya di depan kerumunan warga.
Setelah itu, sekira pukul 00.08 WIB proses evakuasi jenazah baru dilakukan setelah proses olahTKP tampak usai dilakukan oleh jajaran Polres Meranti. Jenazah langsung dibawa ke RSUD
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto dikonfirmasi membenarkan perihal tersebut. Dikatakannya, peristiwa itu bermula ketika anggota Brigadir RK dalam perjalanan menuju Selatpanjang. Di tengah perjalanan, tepatnya di Jalan Rintis dia diadang seorang tak dikenal yang mengenakan baju warna hijau.
"Informasi dari warga, yang bersangkutan kerap melakukan pengadangan kepada setiap pengendara sepeda motor. Karena meresahkan masyarakat, yang bersangkutan diamankan ke Mapolres Kepulauan Meranti," ungkap Sunarto.
Setiba di Mapolres, pria yang diketahui berinsial H itu coba ditenangkan dan diinterogasi petugas piket. Pengakuan H, dirinya melakukan pengadangan karena tidak senang motornya ditilang. Kemudian, petugas meminta tas milik warga Jalan Perjuangan itu untuk dilakukan pemeriksaan atau penggeledahan, tapi dia menolaknya.
"Yang bersangkutan marah dengan memukul meja SPK yang mengakibatkan monitor komputer terhempas. Kemudian petugas kembali berupaya menenangkannya, namun dia mau menyerang anggota dengan paralon," sebut Sunarto.
Atas kondisi itu, sambung mantan Kabid Humas Polda Sulawasi Tenggara itu, petugas kembali menenangkannya. Namun, H memberontak dengan menyerang dengan paralon dan sembari mengejar petugs dengan senjata tajam.
"Pelaku mengeluarkan badik dari pinggangnya dan mencoba melukai petugas. Melihat situasi yang membahayakan, petugas melakukan tindakan tegas terukur, sehingg yang bersangkutan meninggal di tempat," kata Sunarto.
Gelar Pertemuan Mendadak Sebelum Wakil Bupati Said Hasyim meluncur ke TKP, semula dia menggelar pertemuan mendadak melibatkan pihak kepolisan, tokoh masyarakat dan jajan DPRD setempat. Pertemuan dilakukan terkait kejadian tersebut. Mapolres diwakili Kabag Sumda Kompol Areng. Ia menjelaskan kronologis kejadian perkara. Cerita dia, kejadian berlangsung pukul 17.30 WIB. Saat itu ia tidak berada di TKP, sehingga saat pertemuan, dirinya membawa saksi kejadian; Kanit II SPKT II Aipda Hendra dan Bripka Rizky.
Hendra mengatakan sekitar pukul 17.00 WIB seorang anggotanya meminta izin berobat karena sakit.
"Setelah itu anggota saya kembali membawa orang yang tidak saya kenal," ujarnya.
Dikatakan Hendra, orang yang dibawa tersebut diketahui membuat rusuh di jalan. H mengaku tinggal di Jalan Perjuangan, Alahair, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti dan masih baru tinggal di sana. Lantas ia mengamankan pria tersebut dan dibawa di SPKT Polres Meranti. Setibanya di SPKT, petugas mau memeriksa isi tasnya. Tapi menolak.
"Setelah itu mau diperiksa dia membawa tas sandang, mau diperiksa dia berkeras tidak mau," ujarnya Hendra.
Bahkan pria tersebut mengamuk dan mengajak berkelahi petugas piket yang ada saat itu.
"Ngajak kelahi diikuti sama anggota Brigadir Tommy, tetapi setelah mau dilerai justru Tommy ini yang diapakan sama dia sampai patah paralonnya" kata Hendra.
Selepas itu dikatakan Hendra pria tersebut mengeluarkan senjata tajam dari pinggangganya.
"Sebelum itu saya berada di meja SPKT menerima laporan dan menggebrak meja," ujar Hendra.
Hendra kemudian menegur pria tersebut, namun si pria malah melawan dan menantang Hendra berkelahi. H malah ingin memukul petugas piket sambil mengeluarkan sebilah badik dari pinggangnya.
"Dia mengeluarkan sebuah senjata tajam dari pinggang mengejar kami ke dalam ruangan,"jelas Hendra.
Hendra mengatakan melihat Tommy dan H berjarak satu meter. Akhirnya Tommy mengeluarkan senjata karena sudah terdesak.
"Dia mau ditikam. Itulah kronologisnya tadi. Jadi dilumpuhkan," ungkap Hendra.
Dikatakan Hendra setelah diperiksa tidak ditemukan identitas pada jasad OTK tersebut. Hingga saat ini proses olah TKP masih berjalan di Mapolres Kepulauan Meranti, sehingga pihak polres belum bisa memastikan bagian tubuh mana dari H yang ditembak.
Kompol Ateng menambahkan bahwa hingga saat ini proses olah TKP dan penyelidikan masih berjalan. Ateng juga mengatakan akan tetap memproses kejadian ini, dan apabila anggotanya diketahui bersalah tetap akan diproses secara hukum. "Jadi kami tidak ada istilah membela anggota, kalau memang salah tetap salah karena kita ada proses yang harus dilalui," ujar Areng.
Terpisah melalui pesan elektronik, Kasat Reskrim Polres Kepulauan Meranti, AKP Aryo Damar mengabarkan jika pihakny akan melakukan konfrensi pers, pagi ini (12/3).
"Untuk keterangan resmi besok pagi (hari ini, red) kami konferensi pers ya," ujarnya.(wir/rir)