Makanan ini akan disajikan kepada pengunjung di pondok-pondok yang dibangun di atas sungai berada di pinggir-pinggir kolam ikan. Pohon rindang, suara gemercik air tanpa henti nan sejuk membuat suasana asri sangat harmoni di lokasi wisata ini.
Wakil Ketua DPRD Kampar Repol SAg yang asli Kampar Kiri, pada hari itu mencoba langsung membuat masakan khas ini di kawasan wisata tersebut. Repol tahu betul rasa memasaknya. Menurutnya, ada filosofi di balik kuliner khas Kampar Kiri ini.
‘’Ikan Panggang Sambal Batokok ini ada filosofinya. Sejak dulu, hasil tangkapan ikan nelayan di Kampar Kiri ini selalu fluktuatif, kadang-kadang hanya dapat sangat sedikit. Sementara yang harus diberi makan tidak pernah berkurang. Maka dibuatlah masakan ini. Kalau ikan dimasak dibiarkan saja utuh satu ekor atau hanya dipotong dua, tiga atau empat, hanya sedikit yang dapat makan. Maka ditokoklah ikan ini hingga menjadi ukuran kecil, hingga bisa dimakan bersama-sama,’’ ungkapnya.
Ada nilai bekersamaan dan bertahan hidup dalam masakan khas Kampar Kiri ini. Dengan bumbu yang tidak begitu komplit, cara masak yang sederhana namun menghasilkan cita rasa yang segar alami dan kuat di lidah, masakan ini menjadi sangat populer. Bahkan ketika hasil tangkapan nelayan cukup banyak.
Kendati belum pernah viral di media sosial, namun angka kunjungan cukup tinggi. Setidaknya hal ini diakui oleh salah seorang pengunjung asal Lipatkain yang ikut berkunjung pada hari itu, Nazaruddin. Dirinya mengaku sudah beberapa kali ke tempat wisata ini.
‘’Kalau awal pekan seperti ini iya biasa saja, tapi coba datang hari Sabtu atau Ahad, ini sudah seperti pasar. Disini memang enak, ada tempat main anak-anak. Ikan kita bisa pilih, lalu suasananya sangat asri,’’ tuturnya.***
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kampar Kiri