BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Memperingati hari Dharma Samudera TNI AL setiap 15 Januari, TNI Angkatan Laut menggelar pagelaran wayang orang berjudul "Pandowo Boyong".
Dengan diperankan langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono secara langsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol, MM bersama Forkopimda Kampar menyaksikan langsung secara online di Aula Rumah Dinas Kapolres Kampar di Bangkinang Kota, Ahad malam (15/1/2023).
Dengan santai sambil menikmati makan yang sudah disediakan, hadir juga nobar tersebut langsung Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol MM, Kapolres Kampar AKPB Didik Priyo Sambodo SIK MH, Dandim 0313/KPR Letkol Arh Muliyadi, Ketua DPRD Kampar M Faisal ST MT, Setda Kampar Drs Yusri MSi, Wakapolres Kompol Rachmad Muchamad Salihi SIK MH, serta para pejabat di Jajaran Polres Kampar.
Kamsol s menyampaikan apresiasi, karena selama ini belum ada tampil Kaporli dan Panglima langsung memerankan wayang secara langsung.
"Wayang sendiri merupakan seni pertunjukkan tradisional asli berasal dari tanah Jawa, diamana UNESCO sebagai lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur," jelas Kamsol
Kamsol menambahkan, wayang juga kesenian budaya yang harus dikembangkan dan lestarikan. Walaupun saat ini di kampar telah mulai berkembang khususnya di wilayah tranmigrasi seperti wilayah Tapung Raya, Kampar Kiri Tengah, serta Kampar Kiri Hilir.
Sementara dalam wayang yang diperankan langsung Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Prabu Puntadewa. Sementara Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono berperan sebagai tokoh Bima Sena.
Kemudian, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Batara Baruna, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Batara Brama, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai Eyang, serta Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny.
Dalam wayang Labon "Pandowo Boyong", ini menceritakan tentang Lakon Pandawa Boyong dimana ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura,"
Adapun makna yang terkandung dalam cerita boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamaikan Pancasila. Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.
Laporan: Kamaruddin (Bangkinang)
Editor: E Sulaiman